SuaraBali.id - Aksi demo oleh sekelompok orang di depan Kantor Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, Selasa (14/6/2022) mendapat kecaman keras, salah satunya dari Organda NTB.
Pasalnya, oknum orator berinisial RH dalam orasinya diduga mengeluarkan kata-kata yang dinilai kasar dan tidak bermoral. Hal itupun dinilai sebagai hatespeech atau ujaran kebencian.
Buntut adanya kata-kata yang diduga adanya unsur penghinaan, Organda bersama aktivis lainnya menggelar aksi damai menuju Mapolda NTB, Rabu (15/06/22).
"Kami juga melayangkan laporan supaya Polda NTB memproses oknum yang berorasi dengan ujaran kebencian," Kata Ketua Organda NTB, Juaini Kasum.
Ia meminta supaya oknum yang diduga mengumpat dan melontarkan kata-kata tidak bermoral supaya segera diproses hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jika tidak, pihaknya bersama aktivis lainnya akan mendatangi Polda NTB dalam jumlah yang cukup banyak.
Ia tidak melarang menyampaikan aspirasi di muka umum. Sebab dalam menyampaikan pendapat dilindungi Undang-Undang.
"Kami menyayangkan penyampaian narasi itu melukai hati dan bahkan mengandung unsur pencemaran nama baik gubernur," keluhnya.
Ujaran ini bermula saat puluhan orang anggota koperasi berunjuk rasa di kantor Gubernur NTB. Mereka meminta agar ketua mereka yang berinisial SS ditahan.
SS saat ini diketahui masi ditahan dan diadili di Pengadilan Negeri Mataram
Ia ditetapkan menjadi tersangka penyebar informasi hoaks program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berupa bantuan tiga ekor sapi senilai Rp100 juta. Selain itu juga diduga melanggar Undang-Undang ITE.
Dalam aksi unjuk rasa yang disiarkan secara live di Facebook tersebut, seorang orator berbicara dari atas mobil dan mengeluarkan hinaan kepada Gubernur NTB.
Adapun demonstran lainnya malah menanggapi dengan tepuk tangan.
Banyak pihak akhirnya mengecam tindakan tersebut. Hal itu terlihat dari komentar yang muncul. Meskipun ada juga yang tetap mendukung penghinaan tersebut.
Kontributor Toni Hermawan
Tag
Berita Terkait
-
TikTok Perketat Penanganan Konten Ekstremisme dan Ujaran Kebencian
-
Anggota DPR Non Aktif Korban Disinformasi dan Fitnah, Bukan Pelaku Kejahatan
-
Pelajar Jakarta Jadi Duta Damai Digital, Siap Perangi Ujaran Kebencian di Media Sosial
-
Sirene Darurat Intoleransi Meraung, Alissa Wahid Ajak Bangsa Kembali ke DNA Asli
-
Kiai Fuad Plered Dihukum Adat Karena Ujaran Kebencian
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran