SuaraBali.id - Masyarakat di Desa Kapal tepatnya di lingkungan Banjar Pemebetan, Pura Sada, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali meyakini secara turun- temurun adanya anugrah berupa minyak khususnya untuk penyembuhan luka bakar pada tubuh seseorang.
Oleh masyarakat setempat, minyak tersebut diberi nama "Minyak Kebus".
Adapun khasiatnya diyakini bisa menyembuhkan luka bakar, kendati warga setempat tidak mengetahui persis dari tahun berapa Minyak Kebus tersebut ada di Pura Sada.
Hal ini karena kepercayaan tersebut sudah secara turun- temurun. Pura Sada sendiri disungsung oleh Desa Adat Kapal.
"Orang-orang sekitar menyebutnya dengan Minyak Kebus, secara keyakinan terdahulu Minyak Kebus ini jauh lebih paten dari minyak kimiawi. Ini dapat dibuktikan bahwa, bila orang-orang dari Desa Kapal ada terluka (luka bakar) mereka nunas minyak kebus di Pura Sada. Hanya dengan mengoleskan saja pada bagian luka dan hasilnya memang manjur," jelas, Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana beberapa waktu lalu saat diwawancarai beritabali.com – jaringan suara.com.
Menurutnya khasiat minyak ini adalah bila ada terkena luka bakar orang tersebut harus nunas langsung ke Pura Sada.
Namun jika minyak tersebut tersisa dan akan diberikan kepada orang lain yang terluka, maka minyak tersebut tidak berefek lagi.
"Bahkan dulu pernah ada yang terkena air aki di sekujur badan, setelah dioles minyak kebus ini sekarang sembuh dan tidak berbekas," katanya.
Menurutnya bagi krama yang ingin tangkil cukup membawa sesaji sangat sederhana dapat dikatakan seikhlas dan semampu dari orang yang nunas minyak seperti, Pejati, Canang sari.
Baca Juga: Jalan Raya Kerobokan Dihiasi Deretan Penjor 12-13 Meter Hari Ini
"Nunas pelugraan minyak tersebut tidak memilih hari baik, karena ada saja nunas minyak ini pada hari-hari tertentu," cetusnya.
Dirinya mencoba membuat minyak tersebut dengan proses yang sama namun tidak ada efeknya.
Minyak tersebut hanya dapat diproses di Pura Sada dengan memperhitungkan rerahinan seperti Budha Kliwon Uwudan.
"Karena, jenis kelapa yang sangat langka dipakai, kita sampai mencari ke berbagai daerah sehingga, minyak kebus tidak pernah habis," katanya.
Minyak tersebut sebenarnya bersumber dari kelapa hanya saja kelapa digunakan dari berbagai jenis kelapa seperti, dari kelapa bulan, kelapa rangda, kelapa gading, kelapa macan, kelapa udang dan berbagai jenis kelapa hingga berjumlah 21 jenis kelapa.
Kemudian diproses secara tradisional serta dalam memprosesnya harus mencari hari baik setelah selesai kemudian minyak dipasupati di Pura Sada.
Berita Terkait
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
-
Strategi Jitu Johnny Jansen yang Sukses Hentikan 11 Kemenangan Beruntun Borneo FC
-
Rekor Kemenangan Borneo FC Dihentikan Bali United, Kadek Agung Jadi Pembeda
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran