Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 03 Juni 2022 | 06:47 WIB
Ilustrasi cuaca mendung. [Istimewa]

SuaraBali.id - Warga di Kota Mataram diminta agar tetap waspada terhadap potensi dampak anomali cuaca yang terjadi saat ini.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, cuaca ekstrem masih mungkin terjadi dan secara tiba-tiba.

"Kalau berdasarkan prediksi BMKG sekarang sudah masuk musim kemarau. Tapi ternyata masih ada hujan bahkan intensitasnya dari sedang menjadi lebat seperti beberapa hari terakhir ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noor, Kamis (2/6/2022)

Untuk itu masyaralat harus lebih waspada terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau sedang berada di jalan.

Baca Juga: Sosok di Balik Akun Palsu Cinta Suci Penyebar Foto Syur di Mataram Terungkap, Pria Asal Narmada

Menurutnya karena cuaca yang tadinya panas bisa tiba-tiba menjadi gelap dan terjadi hujan deras bahkan cuaca ekstrem.

Adanya cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir dan angin kencang bisa berpotensi menimbulkan berbagai bencana termasuk pohon tumbang, genangan dan gelombang pasang.

"Karenanya, nelayan juga tetap kita imbau agar waspada saat beraktivitas di tengah laut. Tapi biasanya nelayan sudah pandai membaca cuaca baik dan tidak baik untuk melaut," katanya.

Sedangkan soal gelombang tinggi, Mahfuddin menyebutkan, berdasarkan hasil pantauan personel BPBD di lapangan menyebutkan ketinggian gelombang masih relatif normal yakni satu sampai satu setengah meter.

"Dengan ketinggian itu, nelayan masih aman melaut. Tapi tetap waspada," katanya.

Baca Juga: Pemkot Mataram Beli Alat Penyapu Jalan Seharga Rp 1,9 Miliar, Ini Keunggulannya

Namun demikian masih ada potensi bencana kebakaran sebagai salah satu dampak musim kemarau bisa saja terjadi akibat kelalaian manusia, karena itu musim kemarau harus tetap diwaspadai.

Masyarakat diimbau harus mampu merubah perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan apalagi sampah yang cepat terbakar, kemudian ketika meninggalkan rumah harus memastikan kompor sudah mati, termasuk jaringan-jaringan listrik yang tidak diperlukan.

"Bencana kebakaran kerap terjadi akibat kita suka lalai," katanya.

Mahfuddin Noor mengatakan bahwa Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai, abrasi, dan konflik sosial.  (ANTARA)

Load More