SuaraBali.id - Angin masih bertiup cukup lembut meski sinar matahari terasa membakar kulit di tengah hari. Sedangkan suara pecahan ombak yang sampai ke bibir pantai memanjakan telinga para penggemar laut di pulau yang dijanjikan layaknya surga.
Delapan orang berambut cokelat, kuning hingga putih berbikini hingga bertelanjang dada di dipan pantai. Kain bercorak tersemat di bawah tubuhnya dan kacamata gelap setia menutup kelopak mata.
Pemandangan ini seakan sudah lama tak terlihat di Bali semenjak saat para pelancong menghilang karena pandemi. Kini pesisir Sanur hari ini terasa lebih hidup ketimbang beberapa bulan lalu.
“Tenang dan masih terasa seperti dulu,” ucap Dian Linda sambil membuka topi bulat yang digunakannya saat bersepeda. Ia menyewa sepeda dengan keranjang di depannya seharga Rp 15 ribu per jam.
Baca Juga: 111 Kasus Rabies di Jembrana Ada di 38 Desa yang Kini Jadi Zona Merah, Vaksin Menipis
Perempuan 26 tahun ini memang penggemar matahari pantai, ia seakan tak peduli dengan kulitnya yang mulai memerah. Jam menunjukkan pukul 12 lewat 20 menit namun ia masih semangat mengayuh sepeda sewaaannya.
Bersepeda memang menjadi favorit wisatawan di jalan setapak sekitar pantai Sanur hingga Mertasari di siang hari. Walaupun tak hanya itu pilihannya, karena sesungguhnya ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan seperti berenang, berjemur, bermeditasi dan banyak hal lainnya.
Di pulau yang terkenal dengan hasil baharinya ini, wisatawan juga bisa menikmati berbagai olahan laut yang disediakan di restoran-restoran hotel pinggir pantai.
“Saya lebih suka menikmati Sanur dengan cara seperti ini, serasa tamasya di masa kecil,” kenangnya. Linda memang bukan warga asli Bali. Namun 10 tahun lamanya ia tinggal di wilayah Sanur sebelum pindah ke Bandung.
“Kebetulan saya menginap di hotel sekitar sini, jadi sekalian saja berangkat gowes. Jam segini biasanya tidak seramai pagi, jadi tak terlalu terganggu lalu lalang orang,” tandasnya.
Baca Juga: Harga Cabai di Badung Kembali Naik, Pembeli Jadi Beli Sedikit
Linda hari ini beruntung seperti halnya wisatawan lain, karena cuaca cerah dan udara terasa bersih. Ia pun berencana segera menghambur ke tengah ombak pantai Mertasari dan melepas lelah seusai mengayuh pedal sepedanya.
Terlebih ia tak lagi terganggu masker dan ketakutan berlebih soal Covid-19 dan aturan-aturan yang mengikatnya.
Semenjak aturan pembatasan dilonggarkan, wisatawan asing diperbolehkan masuk Bali hingga dicabutnya aturan tes covid-19 untuk mereka yang sudah melakukan vaksinasi penguat, angin segar datang kepada para wisatawan dan pelaku pariwisatanya.
Seperti yang diungkapkan Food And Beverage Manager Mercure Hotel Sanur, Arie Herlambang. Pria asal Jogja yang bekerja di Bali ini mengatakan keterisian hotel saat ini sudah 90 persen ke atas sampai 2 bulan ke depan.
“Kebanyakan untuk turis yang stay di kami adalah dari adalah dari Australia, karena kebetulan untuk Australia ada school holiday di dua bulan ke depan,” ujarnya, Rabu (25/5/2022).
Menurutnya, seusai dengan promosi wisatawan Sanur yang ditawarkan juga di hotelnya adalah tempat yang membuat rileks. Tidak macet dan tidak terlalu banyak orang sehingga wisatawan yang datang benar-benar bisa menikmati liburan.
Menurutnya kebanyakan yang disukai wisatawan terutama wisatawan asing di hotelnya adalah berjemur sambil menikmati bir dingin dan makanan ringan. Sedangkan waktu paling terfavorit adalah pukul 13.00 sampai 17.00 WITA.
“Justru siang yang dicari, sedangkan malam yang paling digemari adalah dinner dengan suasana pantai,” jelasnya.
Kawasan pantai Sanur khususnya Mertasari pun kini menambah fasilitas pendukung seperti pathway atau jalan setapak yang memang sudah dipersiapkan oleh pemerintah Kota. Namun hal ini tentu menjadi daya tarik kawasan Sanur dan pantai-pantai di sekitarnya untuk terus mengundang wisatawan menikmati pagi hingga malam hari.
Berita Terkait
-
Cerita Senior Calvin Verdonk Soal Sepak Bola Indonesia: Sungguh Gila!
-
Janggalnya 'Wisatawan Siluman' di Bali, Pendapatan Daerah Berpotensi Bocor
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Pertumbuhan Properti Tembus USD142 juta, Bali Masih Jadi Magnet Investor Mancanegara?
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
-
IHSG Naik 5,07 Persen Pasca Penundaan Tarif Trump, Rupiah Turut Menguat!
Terkini
-
53.000 Tanda Tangan di Petisi Undang-undang Pencegahan Kim Soo Hyun, Good Day Hapus Wajahnya
-
Koster Minta Tak Masukkan Canang Sari di Penghitungan Inflasi Bali : Itu Niskala
-
Investor Merapat! BRI Umumkan Cum Date Dividen, Jangan Sampai Ketinggalan
-
Undangan Pernikahan Dengan Luna Maya di Ubud Diduga Bocor, Maxime Kecewa
-
Gara-gara Foto Ini Luna Maya Dibilang Anak Bali Banget Oleh Maxime Bouttier