Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 26 Mei 2022 | 11:30 WIB
Pantai Mertasari, Denpasar, Bali, Selasa (25/5/2022). [Foto : Suara.com/Eviera Paramita Sandi]

SuaraBali.id - Angin masih bertiup cukup lembut meski sinar matahari terasa membakar kulit di tengah hari. Sedangkan suara pecahan ombak yang sampai ke bibir pantai memanjakan telinga para penggemar laut di pulau yang dijanjikan layaknya surga.

Delapan orang berambut cokelat, kuning hingga putih berbikini hingga bertelanjang dada di dipan pantai. Kain bercorak tersemat di bawah tubuhnya dan kacamata gelap setia menutup kelopak mata.

Pemandangan ini seakan sudah lama tak terlihat di Bali semenjak saat para pelancong menghilang karena pandemi. Kini pesisir Sanur hari ini terasa lebih hidup ketimbang beberapa bulan lalu.

“Tenang dan masih terasa seperti dulu,” ucap Dian Linda sambil membuka topi bulat yang digunakannya saat bersepeda. Ia menyewa sepeda dengan keranjang di depannya seharga Rp 15 ribu per jam.

Baca Juga: 111 Kasus Rabies di Jembrana Ada di 38 Desa yang Kini Jadi Zona Merah, Vaksin Menipis

Perempuan 26 tahun ini memang penggemar matahari pantai, ia seakan tak peduli dengan kulitnya yang mulai memerah. Jam menunjukkan pukul 12 lewat 20 menit namun ia masih semangat mengayuh sepeda sewaaannya.

Bersepeda memang menjadi favorit wisatawan di jalan setapak sekitar pantai Sanur hingga Mertasari di siang hari. Walaupun tak hanya itu pilihannya, karena sesungguhnya ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan seperti berenang, berjemur, bermeditasi dan banyak hal lainnya.

Di pulau yang terkenal dengan hasil baharinya ini, wisatawan juga bisa menikmati berbagai olahan laut yang disediakan di restoran-restoran hotel pinggir pantai.

“Saya lebih suka menikmati Sanur dengan cara seperti ini, serasa tamasya di masa kecil,” kenangnya. Linda memang bukan warga asli Bali. Namun 10 tahun lamanya ia tinggal di wilayah Sanur sebelum pindah ke Bandung.

“Kebetulan saya menginap di hotel sekitar sini, jadi sekalian saja berangkat gowes. Jam segini biasanya tidak seramai pagi, jadi tak terlalu terganggu lalu lalang orang,” tandasnya.

Baca Juga: Harga Cabai di Badung Kembali Naik, Pembeli Jadi Beli Sedikit

Linda hari ini beruntung seperti halnya wisatawan lain, karena cuaca cerah dan udara terasa bersih. Ia pun berencana segera menghambur ke tengah ombak pantai Mertasari dan melepas lelah seusai mengayuh pedal sepedanya.

Terlebih ia tak lagi terganggu masker dan ketakutan berlebih soal Covid-19 dan aturan-aturan yang mengikatnya.

Semenjak aturan pembatasan dilonggarkan, wisatawan asing diperbolehkan masuk Bali hingga dicabutnya aturan tes covid-19 untuk mereka yang sudah melakukan vaksinasi penguat, angin segar datang kepada para wisatawan dan pelaku pariwisatanya.

Seperti yang diungkapkan Food And Beverage Manager Mercure Hotel Sanur, Arie Herlambang. Pria asal Jogja yang bekerja di Bali ini mengatakan keterisian hotel saat ini sudah 90 persen ke atas sampai 2 bulan ke depan.

“Kebanyakan untuk turis yang stay di kami adalah dari adalah dari Australia, karena kebetulan untuk Australia ada school holiday di dua bulan ke depan,” ujarnya, Rabu (25/5/2022).

Menurutnya, seusai dengan promosi wisatawan Sanur yang ditawarkan juga di hotelnya adalah tempat yang membuat rileks. Tidak macet dan tidak terlalu banyak orang sehingga wisatawan yang datang benar-benar bisa menikmati liburan.

Menurutnya kebanyakan yang disukai wisatawan terutama wisatawan asing di hotelnya adalah berjemur sambil menikmati bir dingin dan makanan ringan. Sedangkan waktu paling terfavorit adalah pukul 13.00 sampai 17.00 WITA.

“Justru siang yang dicari, sedangkan malam yang paling digemari adalah dinner dengan suasana pantai,” jelasnya.

Kawasan pantai Sanur khususnya Mertasari pun kini menambah fasilitas pendukung seperti pathway atau jalan setapak yang memang sudah dipersiapkan oleh pemerintah Kota. Namun hal ini tentu menjadi daya tarik kawasan Sanur dan pantai-pantai di sekitarnya untuk terus mengundang wisatawan menikmati pagi hingga malam hari.

Load More