Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 18 Mei 2022 | 10:17 WIB
Wisatawan di objek wisata Alas Kedaton "Monkey Forest" di Tabanan, Bali. [ANTARA/Pande Yudha]

SuaraBali.id - Alas Kedaton merupakan destinasi wisata yang saat ini dihuni 2.500 kera. Adapun Monkey Forest ini sekarang tengah menyiapkan promosi secara digital untuk liburan sekolah nanti.

"Dari hasil libur Lebaran dan libur Waisak, kunjungan wisatawan meningkat, karena itu kami akan membuat strategi guna menghadapi libur sekolah nanti," kata pengelola objek wisata Alas Kedaton I Gusti Ngurah Artha Wijaya di Tabanan, Bali, Selasa (17/5/2022).

Ia menambahkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Alas Kedaton sudah terjadi sejak 1 Mei hingga 9 Mei 2022 dengan jumlah kunjungan per hari mencapai 150 orang.

Untuk libur Waisak, kunjungan wisdom mencapai 89 orang, jumlah ini terlihat membaik dibandingkan dengan sebelum libur Lebaran yang jumlah kunjungan wisatawan ke Alas Kedaton sangat minim.

Baca Juga: Sofitel Nusa Dua Bali Dipilih Jadi Resor Resmi G-20 Hingga GPDRR, Ini Kemewahan di Dalamnya

"Dengan promosi secara digitalisasi, kami berharap cara ini dapat mempertahankan peningkatan jumlah kunjungan di masa liburan mendatang," katanya.

Alas Kedaton Bali merupakan kawasan hutan lindung yang memiliki luas kurang lebih 12 hektare.

Selain banyak terdapat pepohonan, banyak kera ekor panjang di sekitar areal hutan. Di dalam areal hutan juga terdapat sebuah pura yang bernama pura Alas Kedaton.

Lokasi tempat wisata Alas Kedaton berada di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali

Pihaknya kini akan lebih gencar mempromosikan wisata Alas Kedaton melalui medsos.

Baca Juga: Anak Pejabat di Bali yang Ditangkap Polisi Diduga Pesan 1 Kilogram Ganja Kering Lewat Instagram

"Kondisi zaman yang saat ini sebagian besar menggunakan teknologi digital, membuat kami harus memanfaatkan digitalisasi sebagai ajang promosi wisata," ujarnya.

Pihaknya akan membuat terobosan dengan membuat video konten, yang mana dalam konten tersebut akan ditampilkan di berbagai kegiatan menarik, termasuk upacara keagamaan yang digelar di objek wisata Alas Kedaton.

"Kita tidak mau juga istilahnya ketinggalan zaman, selain mempromosikan wisata ini dengan mengandalkan medsos, nantinya untuk pembayaran tiket masuk loket juga tidak ada istilah uang cash," katanya. (ANTARA)

Load More