SuaraBali.id - Kasus Demam Berdarah atau DBD di Karangasem, Bali dinilai perlu mendapat perhatian serius. Hal ini karena angka kasus kini terus melonjak dan melebihi jumlah kasus di tahun sebelumnya.
Terbaru seorang anak berusia 11 tahun, I Kadek Sudiastika asal Desa Bungaya, Bebandem Karangasem, Bali meninggal dunia.
Bocah malang tersebut masih di bangku sekolah dasar ini dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (11/5/2022) di RS Bali Med Karangasem dengan diagnosa terkena DBD setelah dua hari menjalani perawatan.
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karangasem, Wayan Gede Sweca dikonfirmasi membenarkan hal itu.
“Ya benar, ini yang pertama korban DBD di Karangasem, semoga tidak ada lagi korban karena DBD,” kata Sweca sebagaimana diwartakan beritabali.com - jaringan suara.com.
Kasus DBD di Karangasem tahun ini mengalami lonjakan cukup signifikan memasuki tahun 2022 ini.
Tercatat per tanggal 11 Mei 2022 jumlah kasus DBD di Karangasem mencapai 314 kasus dengan rincian, bulan Januari 81 kasus, Februari 62 kasus, Maret 52 kasus, April 100 kasus dan pada bulan Mei ini sudah mencapai 19 kasus.
Jumlah kasus tahun 2022 ya g baru saja memasuki bulan ke 5 tersebut telah melampaui jumlah kasus DBD di tahun 2021. Dimana dalam rentang waktu satu tahun angka kasus DBD sebanyak 185 kasus.
Seperti dijelaskan sebelumnya oleh Kepala Dinas Kesehatan Karangasem, dr. I Gusti Bagus Putra Pertama, puncak kasus DBD tahun 2022 di Karangasem sulit diprediksi karena faktor kondisi cuaca yang tak menentu.
"Sulit diprediksi, karena cuaca yang tak menentu, sekarang terik matahari kemudian hujan, keadaan ini membuat nyamuk Aedes Aegypti cepat berkembang biak, " ujar Putra Pertama dikonfirmasi sebelumnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran lebih banyak, Dinkes Karangasem terus berupaya untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), fogging dan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan upaya 3M menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas serta abatisasi untuk membunuh jentik nyamuk.
"Jangan sampai ada genangan, begitu hujan jatuh jentik pasti menetas, lalu terjadi kasus, itu yang kita temukan, sehingga kuncinya adalah pemberantasan sarang nyamuk, tebar bubuk abate dan 3 M," tandas Putra Pertama.
Berita Terkait
-
Viral Dinsos Bogor 'Berlibur' ke Bali, Tinggalkan Warga Hadapi Bencana Alam?
-
Sepak Terjang Syakir Sulaiman, Pemain Bali United di Tahun 2017 Kini Jadi Pengedar Narkoba
-
BRI Liga 1: Persib Minta Laga Lawan Bali United Ditunda, Ada Apa?
-
Desa BRILiaN Batuan Bali Sukses Bangun Ekonomi Lokal dengan Seni dan Budaya
-
Tegas! Goenawan Mohamad Wanti-wanti Prabowo: Jangan jadikan Bali Seperti Singapura atau Hong Kong!
Terpopuler
- Siapa Intan Srinita? TikToker yang Sebut Roy Suryo Dalang di Balik Fufufafa Diduga Pegawai TV
- Andre Taulany Diduga Sindir Raffi Ahmad, Peran Ayu Ting Ting Jadi Omongan Netizen
- Beda Kekayaan Ahmad Dhani vs Mulan Jameela di LHKPN: Kebanting 10 Kali Lipat
- Kembali di-PHP Belanda, Pemain Keturunan Rp695 Miliar Pertimbangkan Bela Timnas Indonesia?
- Dear Shin Tae-yong! Kevin Diks Lebih Senang Dimainkan sebagai Pemain...
Pilihan
-
Kronologi BNI "Nyangkut" Rp374 Miliar karena Beri Utang ke Sritex
-
Misteri Gigi 4 Truk Pemicu Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92
-
Nyaris Tiada Harapan: Potensi Hilangnya Kehangatan dalam Interaksi Sosial Gen Z
-
3 Hari Jelang Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siap-siap Harga Tiket Pesawat Naik Ibu-Bapak!
-
Gelombang PHK Sritex Akan Terus Berlanjut Hingga 2025
Terkini
-
Makin Untung Menabung, BRImo FSTVL Bagikan Hadiah 100 Ribu Hadiah Langsung Sampai BMW 520i M Sport
-
Ingin Rekomendasi Merchant Hiburan saat Weekend? Yuk Tanya Sabrina
-
Penuh Haru, Keluarga Korban Maafkan Terdakwa Kasus Ledakan Gudang Tabung Gas di Denpasar
-
Trio Emak-emak Curi Baterai, Parfum Sampai Minyak Goreng di Supermarket Kuta
-
Wisatawan yang Terdampak Erupsi Dan Penutupan Bandara Komodo Diarahkan ke Jalur Laut