SuaraBali.id - Lombok terkenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid. Hampir di setiap desa memiliki masjid. Tidak terhitung musala di tiap dusun.
Tak heran, saat tiba waktu salat akan terdengar azan dari setiap penjuru. Begitu pula saat tadarus di bulan suci Ramadhan.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat Zaidi Abdad, mengingatkan agar setiap umat beragama saling menghargai.
Sejalan dengan itu pula, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama disebut memperbolekan penggunaan pengeras suara masjid di bulan suci Ramadhan. Tapi dengan syarat.
“Pemerintah dalam hal ini Meneteri Agama juga mempersilakan orang menggunakan Toa, tetapi ada aturan-aturannya,” ungkap Zaidi.
Menurutnya, penting untuk tetap melakukan ibadah di dalam bulan suci Ramadhan. Namun tidak boleh lupa untuk menghargai warga yang berbeda kepercayaan.
“Sebagai syiar untuk agama itu perlu. Tetapi di jam-jam tertentu kita harus tahu bahwa masyarakat kita ada yang berbeda agama dengan kita,” terangnya saat ditemui di Islamic Center Minggu (3/4/22).
Untuk itulah, lanjut Zaidi, perlu menghargai mereka yang berbeda kiblat imannya. Sehingga nuansa Ramadhan semakin disejukkan dengan kedamaian dari perbedaan agama yang saling menghargai di Lombok.
Zaidi Abdad juga merujuk pada aturan yang telah diberikan pemerintah pusat terkait penggunaan toa atau pengeras suara masjid.
Baca Juga: Wisata Desa Sade: Perkampungan Asli Pribumi Lombok
Jemaah yang masih melaksanakan ibadah atau tadarus di Masjid di atas pukul 22.00 Wita mesti menggunakan speaker dalam. Sehingga masyarakat yang berbeda agama tidak terganggu di jam-jam istirahat tersebut.
“Iya kalau sudah jam 10 pakai speaker dalam saja. Ya, memang aturan seperti itu,” jelasnya.
Arya Pradipta, warga Lombok berdarah Bali, menyebut bahwa dirinya sudah terbiasa dengan banyaknya jumlah masjid di Lombok. Meski tidak memeluk agama Islam, Ia mengaku tidak merasa terganggu.
“Mungkin karena sejak kecil sudah di sini ya, tidak merasa terganggu jadinya. Justru saya menikmati biasanya, karena waktu puasa kita bebas main dulu waktu kecil di kompleks. Gak di marah,” kata lelaki jangkung itu.
Ia juga menceritakan bahwa sampai saat ini lingkar pertemanannya rerata muslim semua. Ia bahkan ikut melakukan buka bersama dengan temannya.
“Beruntung temen saya gak ada yang ekstrem lah ya mungkin namanya. Jadi waktu bukber saya ikut dan mereka welcome aja. Saya enjoy aja bergaul jadinya,” kata Arya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Jalankan Program BRI Menanam Grow & Green, BRI Salurkan Bibit Pohon di Bandung
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal