Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 01 April 2022 | 18:08 WIB
Tempat wisata Makam Loang Baloq (suara.com/Dinda Rachmawati)

SuaraBali.id - Sudah menjadi tradisi pada umumnya masyarakat Lombok mengunjungi makam Loang Baloq menjelang bulan suci Ramadhan untuk melakukan doa dan rekreasi. Tradisi ini semacam wisata religi yang sering dilakoni.

Makam Loang Baloq sendiri ialah makam Syeich Gaos Abdurrazak yang terletak di Mataram, iamerupakan tokoh penyebar agama Islam di Lombok.

Kunjungan ke Makam Loang Baloq selain ziarah, juga ditujukan untuk mengenalkan tokoh penyebar agama islam ke anak cucu.

"Biar anak kita tahu kalo ini makam orang alim yang dulu menyebarkan Islam di Lombok. Biar tahu asal usul mereka ini," ucap Wahidah, Ibu Rumah Tangga asal Lombok Timur, saat ditemui di area makam Jumat (1/4/22).

Ibu tiga orang anak itu mengaku selalu menyempatkan diri untuk datang ke makam Loang Baloq jika ia sedang berkunjung ke Mapak. Ia rela menunda kepulangannya ke Lombok Timur agar ziarahnya di hari Jumat.

"Kebetulan ada acara wisuda anak kemarin. Kami nginep dulu, supaya hari Jumat ziarah. Sekalian rayain juga, kan ada taman di depan," ujarnya.

Bersama rombongannya, Wahidah memasuki makam dengan membawa ceret berisikan air. Di depan pintu makam, alas kaki dibuka, ceret kemudian diletakkan di atas makam.

Rombongan kemudian melakukan doa yang dipimpin oleh salah satu dari rombongan peziarah. Semua tampak khusuk dan khidmat mendengar lantunan doa seraya mengucap 'amin' di setiap jeda.

Selepas melakukan doa, air di dalam ceret kemudian digunakan membasuh muka sambil mengucap hajat yang diniatkan.

Keluarnya dari makam, peziarah kemudian membuat ikat sampul di akar-akar pohon beringin. Itulah alasan kenapa pohon beringin di Makam Loang Baloq dipenuhi oleh ikat sampul.

Ikat sampul yang dilakukan peziarah itu disebut juga sebagai janji akan kembali berziarah nantinya.

Setelah melalui prosesnya, peziarah biasanya makan bersama diberugak kayu yang ada di area sekitar makam. Bekal sudah disiapkan dari rumah masing-masing. Beberapa memilih untuk makan di area taman dekat pantai.

Juru kunci, Sukri, menyebut kalau peziarah biasa berbondong-bondong datang tiap ada acara besar umat Islam.

"Menjelang puasa, setelah lebaran. Setelah lebaran di hari pertama dan kedua biasanya masih. Silaturahmi keluarga dulu kan. Baru itu rame," terangnya.

Di depan makam disediakan kotak untuk pengunjung yang ingin menyumbang. Hal itu nantinya digunakan untuk biaya perawatan dan kebersihan area makam

Dijelaskan juga kalau peziarah mayoritas dari Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Tengah

Kontributor: Abdul Goni Ilman Kusuma

Load More