SuaraBali.id - Menjelang puasa Ramadhan, pedagang bunga musiman yang biasa keseharian hanya berdagang serabutan, kini memanfaatkan momen dengan menjual bunga. Hal ini karena adanya tradisi ziarah makam sebelum datangnya bulan suci bagi masyarakat muslim.
Para peziarah ini tak perlu repot ke pasar untuk membeli bunga. Berbagai jenis bunga dijual dengan ada yang di bungkus plastik dan daun.
Peziarah kini menjelang Ramadhan mulai memadati makam keluarga. Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Pengambengan, Jembrana, Bali.
Salah satu pedagang bunga adalah Ni Ketut Ardani (48) warga Banjar Anyar Desa Tegalbadeng Barat. Menjual bunga eceran di pinggiran jalan sudah menjadi rutinitas yang sering dilakukannya.
Hasil panen bunga tetangga dibeli dengan harga Rp90 ribu dan dijual dari harga dua bungkus daun seharga Rp5 ribu, bungkus besar seharga bisa mencapai Rp10 ribu. Dalam sehari omsetnya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
"Dengan memanfaatkan ini justru menghasilkan nilai uang yang bisa memenuhi tambahan kebutuhan keluarga. Karena seringnya berjualan tentu banyak pelanggannya yang sering mencari, bahkan sampai order duluan. Harga dan kualitas bunga tentu harus bagus seperti bunga pacar, daun hijau dan juga daun pisang," ujarnya.
Ketut Ardani juga menuturkan meski ia bukan seorang muslim, namun terasa sangat harmonis, tak ada rasa perbedaan perlakukan selama berjualan. Bahkan, kata dia, toleransi sesama umat beragama tampak kental dengan keakraban dan kearifan sehingga muncul rasa kekeluargaan.
Ada juga malah yang membawakan minuman mineral dan juga tak segan-segan bawa nasi dengan lauk ikan laut. Ia berjualan selama 2 hari yakni dari hari Kamis hingga Jumat bisa menghasilkan pundi-pundi uang sebesar Rp200 ribu dalam sehari.
Ia berjualan mulai jam 16.00 WITA hingga menjelang maghrib. Saat itu banyak umat muslim yang mulai mendatangi kuburan untuk nyekar dan mengirim doa kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
Seperti peziarah Ayu Zamrotus Sita. Ia mengatakan, tujuannya ziarah kubur ini adalah membersihkan area makam dan mengirim doa agar dilapangkan saat nanti Ramadhan.
Sehingga tak ada lagi utang bagi keluarga yang telah meninggal dan para peziarah tenang menjalankan ibadah puasa nanti.
"Bersyukur ada mbok Tut yang berjualan bunga, sehingga tak usah repot-repot beli ke pasar dan selain murah juga praktis. Di area makam pun sudah ditempatkan tempat sampah sehingga terjaminnya area makam bagi para peziarah," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pernah Jebol Argentina, Maouri Ananda Tetap Berlatih Meski Bali United Libur 10 Hari
-
Djakarta Warehouse Project 2025 Hadir dengan 67 Artis dan Pengalaman 10 Hari di GWK Bali
-
Ketika Kuliner Bali Menyatu dengan Alam: Perpaduan Rasa, Budaya, dan Kemurnian
-
Tanggapi Kekalahan Borneo FC dari Bali United, Bojan Hodak: Saya Kepikiran Persija
-
Strategi Jitu Johnny Jansen yang Sukses Hentikan 11 Kemenangan Beruntun Borneo FC
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran