SuaraBali.id - Layanan darurat khusus ibu hamil dan melahirkan diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mereka menamakan layanan itu menggunakan aplikasi "permaisuri dancing" atau persalinan aman bayi sehat ibu berseri dengan ANC (ante natal care) atau periksaan rutin.
Melalui aplikasi ini, ibu hamil atau yang akan melahirkan dalam kondisi darurat bisa langsung menekan tombol yang ada dalam aplikasi tersebut.
Penekanan tombol itu akan tersambung langsung ke tim PSC 119 RSUD Kota Mataram, kemudian petugas 119 menghubungi nomor telpon warga yang menekan tombol guna mencari tahu lokasi dengan aplikasi GPS.
"Aplikasi ini merupakan layanan kedaruratan bagi ibu hamil dan melahirkan dimanapun berada, tim PSC kami siap turun ke lokasi," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Mataram dr Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Kamis (24/3/2022).
Menurutnya "permaisuri dancing" bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, serta mencegah terjadinya stunting atau anak kerdil.
"Dengan menggunakan aplikasi GPS, petugas PSC 119 bisa menemukan lokasi ibu hamil, dan tim kami segera turun ke lokasi untuk melakukan tindakan," katanya.
Khusus bagi warga Kota Mataram layanan darurat bagi ibu hamil dan melahirkan tersebut diberikan secara gratis. Sedangkan warga luar kota menyesuaikan.
"Aplikasi ini memang tidak hanya bisa diakses oleh ibu hamil dari Kota Mataram saja melainkan juga dari luar Mataram. Selama mereka punya dan sudah mendaftar dalam aplikasi itu," katanya.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi "permaisuri dancing" pihaknya telah bekerja sama dengan 11 puskesmas dan para bidan praktek se-Kota Mataram.
Bahkan tim dari puskesmas sudah dilatih terkait bagaimana sistem kerja aplikasi "permaisuri dancing", untuk kemudian disampaikan kepada para ibu hamil yang ada di wilayah kerja masing-masing.
Selain itu, para bidan praktek, bidan polindes serta dokter-dokter spesialis kandungan telah dibuatkan grup media sosial WhatsApp untuk memudahkan membagi informasi, komunikasi dan koordinasi.
"Ketika ada masalah yang dihadapi saat penanganan ibu hamil dan melahirkan, para petugas bisa konsultasi di grup, sehingga tidak hanya konsultasi ketika akan merujuk pasien," katanya Eka. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun