SuaraBali.id - Taman Nasional Way Kambas dikenal sebagai tempat konservasi Gajah Sumatera. Jumlah gajah yang dilatih di Way Kambas mencapai 300 ekor. Gajah-gajah tersebut nantinya akan disebarkan ke sejumlah kebun binatang yang ada di Indonesia.
Namun kawasan seluas 125.000 hektare itu ternyata tak hanya menjadi rumah bagi hewan tersebut. Ada binatang yang dilindungi lain seperti beruang madu, Badak Sumatera, Harimau Sumatera, Rusa Sambas, kijang, kucing emas, dan beberapa hewan lain yang terancam punah yang hidup di kawasan itu.
Taman Nasional Way Kambas terdiri dari hutan air rawa dengan hamparan padang rumput, semak belukar, serta hutan pantai. Selain menjadi kawasan yang dilindungi, rumah untuk Gajah Sumatera ini juga bisa dikunjungi wisatawan.
Apa saja fakta dan hal unik di Taman Nasional Way Kambas? Simak artikel berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Situs Warisan Dunia di Indonesia, Taman Nasional Gunung Leuser yang Menganggumkan
Dibangun Belanda
Way Kambas adalah taman nasional tertua di Indonesia. Kawasan konservasi yang berada Labuhan Ratu, Lampung Timur, Provinsi Lampung itu didirikan pada 1937 oleh pemerintah Belanda.
Saat itu Belanda berinisiatif membuat kawasan pelestarian untuk menjadi rumah bagi hewan-hewan yang hampir punah dengan cara dikembangbiakkan.
Punya Sekolah Gajah
Salah satu hal menarik yang cukup populer dari Way Kambas adalah keberadaan sekolah gajah. Di Elephant Response Unit, nama sekolah itu, para gajah liar yang diselamatkan bakal diajari sejumlah kemampuan.
Baca Juga: Taman Nasional Lorentz, Taman Terbesar di Asia Tenggara
Mereka akan diajarkan bagaimana melatih kepekaan alat indera, mengangkat belalai yang tinggi saat ada gajah liar, menginjak dan memecahkan ranting pohon, dan tata krama seperti memberi salam.
Punya Rumah Sakit Hewan
Di Way Kambas, ada pula rumah sakit khusus hewan yang digunakan bagi hewan-hewan yang sakit. Rumah sakit di Taman Nasional Way Kambas bahkan termasuk rumah sakit hewan terbesar se-Asia Tenggara. Keren ya?
Dapat Dikunjungi Wisatawan
Masyarakat tak perlu khawatir karena Way Kambas juga terbuka untuk wisatawan. Di sana, pengunjung dapat melihat langsung penangkaran Gajah Sumatera dan hewan-hewan lain.
Selain bisa bertemu dengan hewan-hewan yang beragam, Anda juga bisa berwisata edukasi. Taman Way Kambas cocok untuk liburan bersama keluarga dan anak.
Rumah Bagi Banyak Flora Fauna
Selain Gajah Sumatera, Anda juga bisa melihat aneka satwa dan tumbuhan di Taman Nasional Way Kambas. Di antaranya adalah bangau tongtong, buaya, babi hutan, badak, harimau, beruang madu, kucing emas, rusa kambas, kijang, dan lain-lain.
Untuk tumbuhannya sendiri ada meranti, merbau, rengas, dan masih banyak lagi. Menarik kan?
Harga Tiket Terjangkau
Berwisata ke Taman Nasional Way Kambas dijamin tak bikin kantong bolong. Anda cukup menyiapkan kocek Rp7.000 untuk tiket perorangan bagi wisatawan lokal.
Adapun wisatawan asing perlu merogoh kocek lebih dalam yakni Rp150.000 per orang. Selain tiket, pengunjung dikenakan biaya tambahan Rp10.000 untuk akses kendaraan roda empat. Pas untuk kamu yang ingin liburan hemat dan menyenangkan.
Banyak Penjual Pisang
Anda akan mudah menemui penjaja pisang di Taman Way Kambas. Pisangnya tidak buat kita makan sendiri, tapi untuk diberikan pada gajah di sana. Pedagang biasanya menjual pisang seharga Rp10.000.
Saat berada di dalam Taman Nasional Way Kambas, Anda juga dapat mencoba menaiki gajah yang ada dengan membayar biaya retribusi sebesar Rp 20.000 untuk satu putaran yang berjarak 50-100 meter. Satu ekor gajah dapat dinaiki oleh 2 pengunjung dan 1 pawang.
Menarik banget kan liburan ke Taman Nasional Way Kambas? Obyek wisata itu wajib Anda masukkan ke dalam daftar perjalanan selanjutnya apabila singgah ke Sumatra.
Kontributor : Alan Aliarcham
Berita Terkait
-
Peduli Hewan Langka, Jefri Nichol Kolaborasi Dukung Konservasi Gajah Sumatera
-
Emiten PTPP Fokus Jalankan SDGs Lewat Tanam 1.000 Pohon di Way Kambas
-
Tim Dokter Selidiki Penyebab Gajah Mambo yang Mati di Pusat Latihan Way Kambas
-
Keren! Yasinta Aurellia Pamer Kostum Pahlawan Penyelamat Gajah untuk Ajang Miss Supranational 2023
-
Tewasnya Gajah Jinak di Taman Nasional Way Kambas, Dari Dokter Sampai Kepala Balai Bungkam
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Koster Perintahkan Pasar Tradisional di Bali Berhenti Gunakan Tas Kresek Saat Berjualan
-
Waspadai Cuaca Laut Saat Arus Balik Lebaran: Gelombang di Selat Bali dan Lombok Capai Dua Meter
-
5 Restoran di Bali yang Cocok Untuk Acara Makan Bersama Keluarga
-
Thai Lion Air Kini Terbang dari Bali ke Bangkok, Jadwalnya 4 Kali Seminggu