Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 21 Februari 2022 | 21:12 WIB
Evakuasi jenazah Prof Komang Buda Arsa di Jalan Kerta Winangun II, Gang Tratai, Nomor 3B, Banjar Kerta Dalem, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Senin (21/2/2022) [SuaraBali.id/BPBD Bali]

SuaraBali.id - Prof Komang Buda Arsa mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kediamannya Jalan Kerta Winangun II, Gang Tratai, Nomor 3B, Banjar Kerta Dalem, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Senin (21/2/2022)

Komang Buda Arsa meninggal dunia di usia 64 tahun, almarhum merupakan dosen sekaligus salah satu profesor terbaik di Fakultas Peternakan Universitas Udayana Bali.

"Iya benar, korban merupakan dosen di salah satu perguruan tinggi di Bali. Dia ditemukan meninggal dunia pada Senin siang dengan cara gantung diri," terang Iptu I Ketut Sukadi saat dikonfirmasi wartawan.

Sukadi menjelaskan, bahwa jenazah Komang Buda Arsa ditemukan sekitar pukul 13.30 Wita di ruang keluarga rumahnya. Kepergian dosen kelahiran Jembrana 4 Desember 1958 mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga: Profesor Korsel Kritik Film Fly Skating Star Buatan China, Penggambarannya Dianggap Tak Etis

Hingga kini belum diketahui motif dibalik tewasnya Komang dengan cara gantung diri. Dikatakan Iptu Sukadi anak dari almarhum, Kadek Dwi Yogiantara masih dalam kondisi syok.

"Mengenai penyebab belum diketahui, anak korban masih syok saat akan dimintai keterangan atas kejadian itu. Jenazah korban, sudah dievakuasi ke RSUP Sanglah," jelasnya

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, sebelumnya Kadek masih bercengkrama dengan Komang pagi harinya sekitar pukul 05.00 wita saat tiba dari Malang.

Kadek sempat tidur dan pukul 12.00 Wita masih sempat mengobrol dengan almarhum, namun kejadian memilukan terjadi pukul 13.00 Wita, anak almarhum menemukan ayahnya dalam keadaan tergantung di ruang keluarga. Dengan tali tambang plastik warna biru yang digantung dari lantai dua rumahnya.

Unit Identifikasi Satreskrim Polresta Denpasar datang ke TKP tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Baca Juga: Yayasan di Batam Bantah Anak Panti Tewas Gantung Diri, Dokter RS Ungkap Hal Berbeda

"Dari kemaluannya keluar air mani, telapak kaki sudah membiru, lidah menjulur dan leher korban ditemukan bekas jerat tali hingga daun telinga," jelasnya.

Jenazah korban kemudian dievakuasi menggunakan ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar menuju Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah.

"Jenazah dievakuasi dari TKP ke RSUP Sanglah," kata Sekretaris BPBD Kota Denpasar Ardy Ganggas.

Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.

Kontributor Bali : Yosef Rian

Load More