SuaraBali.id - Ekspor kerajinan tangan Bali lesu sejak pandemi covid-19 dimulai Maret 2020 lalu hingga saat ini. Hal itu dikemukakan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Ekspor dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali I Ketut Darma Siadja.
Andaikata terjadi pemulihan ekspor pada 2021, peningkatannya tak signifikan dibanding sebelum pandemi dimulai.
"Ada pergerakan. Tapi, masih lesu. Kalau penurunan ekspor, saya bisa katakan sampai 50 persen. Hanya, angka persisnya saya tidak ingat," ujarnya saat dihubungi, Kamis (10/2/2022).
Bahkan kini tantangannya semakin berat, pasalna ekspor yang lesu, pengusaha kerajinan tangan menghadapi tantangan biaya pengiriman barang yang melonjak drastis. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya bahkan mencapai lima kali lipat karena kelangkaan kontainer.
Ditambah lagi, persoalan jadwal pengiriman barang yang kian tak menentu.
"Kendalanya, kelangkaan kontainer. Kadang bisa menunggu satu bulan sampai 1,5 bulan untuk mendapatkan kontainer. Lalu, jadwal dan harga yang berlipat-lipat naiknya," imbuh dia seperti dikutip beritabali.com – Jaringan Suara.com.
Ia mencontohkan pengiriman ke Amerika Serikat yang tadinya dibanderol Rp40 juta, kini mencapai Rp200 juta.
Siadja mengaku sudah menyampaikan keluhan pengekspor kepada staf kepresidenan. Namun, ia pesimis, mengingat kasus serupa terjadi di dunia.
"Pergerakan barang di dunia masih tidak selancar sebelum pandemi. Bukan hanya kita di Bali saja. Tapi juga seluruh Indonesia mengeluhkan hal yang sama," jelasnya.
Kerajinan tangan, sambung dia, merupakan salah satu industri yang digerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain pariwisata dan pertanian, Bali juga mendapatkan sumbangsih dari industri kerajinan tangan.
Alasan lain, ketidakpastian di tengah pandemi covid-19 menyeret daya beli kerajinan tangan di dunia. Mengingat, kerajinan tangan merupakan kebutuhan tersier.
Bukan kebutuhan primer dan sekunder.
Jangan heran, banyak pelaku usaha handicraft di Bali yang gulung tikar. Pekerjanya pun ikut dirumahkan dan di-PHK.
"Tenaga kerjanya banyak yang pindah profesi sekarang," terang dia.
Adapun, kerajinan tangan yang diekspor oleh Bali, antara lain perak, bambu, rotan atau anyaman, gerabah, dan produk kain dari garmen. Kerajinan tersebut banyak dikirim ke AS dan Eropa.
Berita Terkait
-
Tak Pakai Baju Nyelonong ke Rumah Warga, Pria Australia di Bali Diduga Mabuk Mushroom
-
Raih Pencapaian Baru, STP Perluas Pasar Ekspor ke Brunei Darussalam
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Soroti Penerbitan Sertifikat, Kapolda Bali Beberkan Tantangan 'Sikat' Mafia Tanah
-
Berangsur Normal, Jumlah Penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Meningkat
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Harga Emas Antam Naik Drastis, Hampir Tembus Rp 1,5 Juta/Gram
-
Tepok Jidat! Arab Saudi Kuat Banget, Timnas Indonesia Bisa Menang Nggak?
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
Terkini
-
Dukung Industri Kreatif, Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok dan Kupang Tembus Pasar Global
-
Legenda Nasi Tahu Ni Sarti Sukawati: Kuliner Vegetarian yang Selalu Diburu Wisatawan
-
Dari Pos Pengungsian Gunung Lewotobi, Warga Tetap Dukung Dan Semangati Timnas Indonesia
-
Serangan Fajar Pilkada 2024 Diprediksi Beralih dari Tunai Jadi Uang Digital
-
Raja-raja di Bali Minta Bandara Bali Utara Dibangun di Atas Laut