SuaraBali.id - Dua kata yang bisa menggambarkan rumah adat di Jawa Tengah, bersahaja dan sederhana. Bentuk bangunan rumah adat Jawa Tengah ini memang punya konsep simpel tapi sarat filosofi.
Rumah adat Jawa pada dasarnya memiliki salah satu unsur tempat yang luas dan terbuka, yaitu pendopo.
Hal ini melambangkan jiwa sosial masyarakat Jawa Tengah yang tinggi. Yuk cari tahu jenis-jenis rumah adat di Jawa Tengah.
1. Rumah Joglo
Bentuk dan unsur yang ada di Rumah Joglo sarat makna dan fungsi. Bangunan ini memiliki atap berbentuk tajug yang hampir menyerupai gunung. Adapun atap Joglo terdiri dari dua bidang yaitu segitiga dan trapesium.
Bentuk segitiga melambangkan keabadian dan keesahan Tuhan. Gabungan atap Joglo yang terdiri dari dua macam ini dikenal dengan sebutan Lambang Sari. Gabungan yang menghubungkan atap serambi dengan atap Joglo ini akan menghasilkan lubang udara untuk sirkulasi.
Rumah Joglo juga memiliki filosofi tersendiri untuk setiap pembagian ruangnya, seperti pendopo, omah, senthong, gandhok, dan ruang lainnya. Dahulu Rumah Joglo dikenal sebagai rumah untuk para bangsawan atau orang kaya. Namun seiring berjalannya waktu Rumah Joglo lebih merakyat dan bisa dibangun dengan material yang lebih terjangkau.
Disebut Rumah Limasan karena bangunan adat ini memiliki atap berbentuk limas. Adapun bentuk bangunannya sama dengan rata-rata rumah adat Jawa Tengah yakni persegi. Rumah adat ini biasanya terbuat dari material bata yang kokoh. Uniknya, Limasan tetap tampak indah dan bersahaja meski tidak dicat atau dibalut lapisan lain.
Baca Juga: Pandemi COVID-19 Tak Membuat Investasi di Jateng Meredup, Saat Ini Mencapai 38,19 Triliun
Rumah Limasan ini menggambarkan karakteristik orang Jawa yang sederhana. Selain itu, Limasan juga tahan gempa merujuk sejumlah penelitian. Hal itu karena kekokohan tiang penyangga yang terbuat dari kayu.
Rumah Limasan jenis Lambang Sari punya 16 tiang penyangga, serta Lambang Gantung memiliki 8-10 tiang penyangga. Ada pula jenis Gajah Ngombe yang memiliki emper khusus di bagian depan rumah.
3. Rumah Tajug
Berbeda dengan konsep rumah lain, Tajug tidak dibuat sebagai tempat tinggal, melainkan untuk melaksanakan ibadah dan kegiatan sakral. Alhasil, rumah adat ini tidak boleh dibangun sembarangan.
Sejumlah tempat ibadah yang mengaplikasikan Rumah Tajug di antaranya Masjid Agung Demak., Masjid Menara Kudus, Masjid Al Wustho Mangkunegaran Solo, serta Masjid Raya Cilodong Purwakarta.
Berita Terkait
-
Pasca Kecelakaan Maut Bus PO Cahaya Trans di Tol Krapyak Semarang
-
Tol Semarang-Demak Seksi I Terus Dikebut, Ditargetkan Beroperasi 2027
-
Tangguh Jaga Inflasi 2025, Pemprov Jateng Pertahankan Prestasi TPID Terbaik Tingkat Provinsi
-
Miliki Kualitas Data yang Baik, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Dari Rebranding hingga Bantu Bencana, Berikut Capaian BRI Selama Tahun 2025
-
Siapa Saja 12 Tersangka Perusak Gedung DPRD NTB?
-
Bukan Hanya Bantuan Logistik, Intip Program BRI Pulihkan Psikologis Korban Banjir di Sumatra
-
7 Jajanan Khas Bali Paling Dicari Wajib Jadi Oleh-Oleh
-
Liburan ke Bali Makin Irit? Cek Harga Sewa Honda Brio di Sini