Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 08 Desember 2021 | 09:10 WIB
Wisatawan mengunjungi Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali, Sabtu (27/11/2021). [ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo]

SuaraBali.id - Bali mempunyai kekhasan yang unik terlihat dari ornamen bangunannya. Khususnya pada ornamen pura yang sangat khas Bali. Hal ini dinilai perlu dilestarikan.

Ornamen seperti demikian menurut salah satu Jero Mangku Pura Abianbase Desa Munggu, Badung, Dedik Arsana, tidak perlu dipugar secara total, tetapi cukup direstorasi serta dikembalikan ke pakem aslinya.

Hal ini menjadi penting diperhatikan karena jika pemugaran dilakukan secara masif tentu akan mengurangi nilai klasik dan unik.

"Mana saja yang mungkin merupakan sudut di sekitar areal pura rusak setidaknya hanya itu saja dapat diperbaiki. Akan tetapi, ornamennya harus mirip dengan bangunan sebelumnya," jelasnya, Selasa,(7/12/2021) di Desa Munggu, Badung, Bali.

Ia mengimbau agar jangan diubah kearifan lokal tempo dulu yang mencerminkan nilai budaya asli Bali. Dalam hal ini bukan modernisasi dengan bahan maupun mengunakan teknik moderen.

Justru dengan ornamen lama yang disenangi wisatawan seperti misalnya adanya ukiran berbahan baku paras maupun bata. Apalagi, ditumbuhi pohon lumut.

Ia mengamati sebagian besar wisatawan mancanegara telah mengetahui semakin lama bangunan tersebut tentu semakin tinggi nilai sejarah terkadung di dalamnya.

"Tentu itu harus kita pertahankan, tidak ada yang mencari bangunan baru. Yang sebagian besar wisatawan ingin mengetahui tahun berapa lama bangunan Pura tersebut misalnya. Malah hal tersebut akan mampu menjual destinasi dimiliki Bali pada umumnya," katanya.

Wisatawan tersebut, kata dia, tidak mungkin mencari yang modern, malah saat ini banyak yang mencari panorama pemandangan yang cendrung alami.

"Jadi, mereka sudah jenuh dengan moderenisasi tersebut," pungkasnya.

Load More