Terlepas sejarah mana yang lebih valid, Hari Raya Galungan telah menjadi salah satu hari raya suci Umat Hindu di Bali.
Laman Wikipedia.org menulis, Hari Raya Kuningan dirayakan setelah Hari raya Galungan, tepatnya 10 hari setelah hari raya tersebut. Hari ray aini dirayakan oleh umat Hindu Dharma di Bali. Kata Kuningan itu sendiri bermakna “Kauningan”, yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan berintrospeksi, agar terhindar dari mara bahaya.
Hari Raya Kuningan juga bisa bermakna hari resepsi bagi hari Galungan yang dirayakan 10 hari sebelumnya. Pada Hari Raya Kuningan, kemenangan Dharma (kebaikan) melawan keburukan (Adharma)menjadi spirit atau semangat yang harus diserap dan dilaksanakan oleh umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Rangkaian Hari Suci Galungan 2021, Penuh Makna dan Arti
Sebab dalam kepercayaan masyarakat Hindu, Dharma (kebaikan) tidak hanya diwacanakan, tapi dilaksanakan, sebagaimana yang tercantum dalam kitab Sarasamuccaya (Sloka 43).
Pada perayaan Hari Raya Kuningan, umat Hindu kerap menggunakan banten atau sesajen. Laman buleleng.desa.id menyebut, bentuk dan jenis sesajen di tiap desa belum tentu sama. Ini karena sesajen memang banyak jenisnya. Tapi umumnya sesajen yang dipakai berisi simbol tamiang atau endongan.
Tamiang melambangkan perlndungan dan perputaran roda alam, sementara endongan bermakna perbekalan. Bekal yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang berupakan bekal utama alam mengarungi kehidupan.
Ada sejumlah tradisi unik yang dilakukan umat Hindu Bali setiap Hari Raya Kuningan. Laman Wikipedia.org menulis, salah satu tradisi unik tersebut ada di Kota Tabanan, Bali.
Di sana, seusai melakukan persembahyangan, warga melakukan tradisi Mesyurak, atau bersorak. Dalam tradisi ini, setiap keluarga yang berkecukupan membagikan uang kepada warga. Namun uniknya uang tersebut dibagikan dengan cara disebar ke udara.
Baca Juga: 100 Twibbon Hari Raya Galungan, Lengkap dengan Link Download dan Ucapan
Tradisi ini mengundang antusiasme warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun dan menjadi simbol persembahan kepada leluhur. Umat Hindu yakin, dengan membagi-bagikan uang berarti mereka telah membekali leluhur mereka yang sudah meninggal dunia.
Berita Terkait
-
Resep Es Kuwut Bali Spesial, Takjil Segar dan Istimewa untuk Ramadan 2025
-
Solid! Stefano Cugurra Dukung Persis Solo Tetap Bertahan di BRI Liga 1
-
Marak Terjadi di Bali Padahal Dilarang, Apa Itu Praktik Nominee?
-
Profil Noah Leo Duvert, Kiper Muda Bali United yang Dipanggil Nova Arianto ke Timnas Indonesia U-17
-
Gubernur Bali Tinggalkan Alphard, Pilih Mobil Listrik BYD, Lebih Murah?
Tag
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Shalat Tarawih Ala Masjidil Haram di Islamic Centre NTB, Ini Jadwal Para Imam Timur Tengah
-
Skandal Kapolres Ngada: Order Anak Lewat MiChat Lalu Jual Konten ke Luar Negeri, DPR : Pecat Saja
-
Jadwal Imsakiyah & 2 Doa Berbuka Puasa Ramadan 1446 H Untuk Denpasar
-
Imbauan Penting untuk Pemudik Lombok-Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025
-
Nyoman Dan Ketut Hampir Punah, Gubernur Bali Siapkan Insentif Untuk Kelahiran 2025