SuaraBali.id - Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan digelar dalam satu rangkaian, namun mempunyai arti yang berbeda. Apa saja perbedaan Galungan dan Kuningan?
Hanya saja, Galungan dan Kuningan identik dengan masyarakat Bali. Sebab keduanya adalah hari raya umat Hindu yang merupakan agama mayoritas di pulau Dewata.
Ketika perayaan hari raya tersebut, hampir setiap pelosok pulau Bali dipenuhi hiasan janur yang dipasang di sebatang bambu.
Oleh masyarakat Bali, hiasan tersebut disebut Penjor. Saking meriahnya perayaan Galungan dan Kuningan, dua hari raya tersebut juga menjadi daya Tarik bagi wisatawan dalam dan kuar negeri.
Berikut perbedaan Galungan dan Kuningan:
Hari Raya Galungan
Dalam laman bulelengkab.go.id disebutkan, kata Galungan berasal dari kata Jawa kuno, yang berarti bertarung. Di Bali, kata ini juga biasa disebut “dungulan” yang memiliki arti menang. Pertanyaannya, menang melawan apa?
Laman forumstudimajapahit.com menulis, Hari Raya Galungan memiliki makna kemenangan kebaikan melawan keburukan. Dimana kebaikan disebut Dharma dan keburukan disebut Adharma. Karena itu pada hari raya ini, umat Hindu di Bali merayakan dan bersyukur ke hadapan Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
Tida ada catatan pasti kapan pertama kali Hari Raya Galungan dilaksanakan. Namun, mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI, Drs. I Gusti Agung Gede Putra memperkirakan, hari raya ini sudah lama dirayakan umat Hindu di Indonesia, setelah itu baru popular di masyarakat Hindu Bali.
Baca Juga: Rangkaian Hari Suci Galungan 2021, Penuh Makna dan Arti
Namun sejarah lainnya tercantum dalam lontar Purana Bali Dwipa. Ini adalah semacam Pustaka suci atau kitab pedoman yang disimpan oleh umat Hindu. Disana disebutkan Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat, tahun 882 masehi atau tahun Saka 804.
Terlepas sejarah mana yang lebih valid, Hari Raya Galungan telah menjadi salah satu hari raya suci Umat Hindu di Bali.
Hari Raya Kuningan
Laman Wikipedia.org menulis, Hari Raya Kuningan dirayakan setelah Hari raya Galungan, tepatnya 10 hari setelah hari raya tersebut. Hari ray aini dirayakan oleh umat Hindu Dharma di Bali. Kata Kuningan itu sendiri bermakna “Kauningan”, yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan berintrospeksi, agar terhindar dari mara bahaya.
Hari Raya Kuningan juga bisa bermakna hari resepsi bagi hari Galungan yang dirayakan 10 hari sebelumnya. Pada Hari Raya Kuningan, kemenangan Dharma (kebaikan) melawan keburukan (Adharma)menjadi spirit atau semangat yang harus diserap dan dilaksanakan oleh umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab dalam kepercayaan masyarakat Hindu, Dharma (kebaikan) tidak hanya diwacanakan, tapi dilaksanakan, sebagaimana yang tercantum dalam kitab Sarasamuccaya (Sloka 43).
Berita Terkait
-
Dari Safari ke Laut: Nikmati Dua Wajah Indah Bali dalam Satu Perjalanan
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
BRI Perkuat Tata Kelola dan Akselerasi Kinerja Tahun 2026 dalam RUPSLB
-
BRI Bagikan Dividen Interim Tahun Buku 2025 Sebesar Rp137 per Saham
-
Motif Dendam Terungkap! Kronologi Pembunuhan Turis Spanyol di Hotel Senggigi
-
Mengapa Monyet di Hutan Ubud Dianggap Hewan Suci?
-
Rahasia Wisatawan Cerdas Hemat Waktu dan Uang Liburan di Bali