Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 06:43 WIB
Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada KTT ke-13 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar pada Kamis (28/10/2021). [Tangkapan layar]

SuaraBali.id - Demi memulihkan sector pariwisata di Indonesia yang terpuruk karena pandemi covid-19, Indonesia bahas opsi hapus karantina bagi wisatawan mancanegara (wisman). Salah satunya dengan cara menerapkan skema Vaccinated Travel Lanes (VTL).

Hal ini dibahas saat presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-13 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) pada Kamis (28/10/2021).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, angka kunjungan turis asing di tiga negara sub-regional Asia Tenggara tersebut turun drastis dari 40 juta kunjungan menjadi 8,2 juta kunjungan. Imbasnya, pendapatan negara dari sektor pariwisata juga anjlok dari sebelumnya USD 29,7 miliar menjadi USD 6,2 miliar.

Dilansir dari beritabali.com – jaringan Suara.com, Airlangga mengatakan, Jokowi dan para pemimpin dari Malaysia dan Thailand sepakat untuk mendorong travel corridor. Salah satu caranya, dengan menerapkan skema Vaccinated Travel Lanes (VTL) yang membebaskan kewajiban karantina bagi turis asing yang sudah divaksin.

"Para pemimpin Asean di sub-regional IMT-GT sepakat, bahwa salah satu yang akan didorong adalah mengembalikan travel corridor, dan juga mendorong bagaimana menggunakan VTL," kata Airlangga dalam sesi teleconference, Kamis (28/10/2021).

Dalam KTT IMT-GT ke-13, Airlangga mengutarakan, Perdana Menteri Thailand sempat mengemukakan negaranya telah membuat regulatory sandbox, bahwa turis asing yang sudah vaksin tidak perlu lagi menjalani masa karantina saat berkunjung ke Phuket.

"Itu sudah berlaku bulan Juli, dan itu jadi pembelajaran bagi Indonesia. Di situ terlihat bahwa jumlah turis maupun devisa yang dihasilkan untuk masyarakat di sekitar itu meningkat," seru dia.

Kendati begitu, Airlangga menyatakan, Pemerintah RI tak ingin sembarangan menerapkan kebijakan itu. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan wajib karantina bagi kedatangan dari luar negeri, serta penyertaan hasil PCR untuk berpergian naik pesawat.

"Tentu kita bisa belajar dari apa yang dilakukan Malaysia dan Thailand, kita sudah mulai membuka di Kepri maupun di Bali. Tentu kita akan belajar. Tapi kita sekarang masih memberlakukan quarantine dan juga PCR," tegasnya.

"Kita belum membedakan berbasis vaksinasi. sedang ada pembicaraan di luar IMT-GT dengan Singapura terkait dengan VTL. Ini tentu jadi suatu standar baru yang dianggap bisa mendorong pemulihan di sektor pariwisata," pungkas Airlangga.

Load More