Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 28 Oktober 2021 | 17:22 WIB
Ilustrasi isolasi atau karantina COVID-19 - (Pixabay/fernandozhiminaicela)

SuaraBali.id - Isolasi Terpusat (Isoter) Kampus Undiksha di Desa Jinengdalem, Buleleng, Bali ditutup sementara dan perawatan pasien OTG ditangani oleh pihak masing-masing desa melalui isolasi desa. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa

Dalam Rapat Evaluasi Penananan Covid-19 bersama tim Satgas Covid-19 Buleleng di Ruang Rapat Sekda Buleleng, Kamis, (28/10/2021). Gede Suyasa menerangkan, keputusan menutup Isoter dilakukan atas dasar jumlah pasien yang dirawat di Isoter Jinengdalem hanya tersisa 1 orang.

“Kami lakukan ini agar efisien, karena pasien OTG yang dirawat hanya satu orang di Isoter Jinengdalem. Jadi kami yakin pihak desa mampu menangani jumlah pasien OTG satu dua orang di isolasi desa,” terangnya.

Ditambahkan, keputusan ini juga telah disepakati bersama tim Satgas Covid-19 Buleleng beserta unsur TNI dan Polri. Selain itu, Gede Suyasa yang juga Sekretaris Daerah Buleleng itu juga menyampaikan bahwa dengan perkembangan Covid-19 yang terus melandai selama sebulan ini bukan berarti pengawasan disiplin protokol kesehatan menjadi longgar.

“Standar operasional prosedur tetap kami lakukan, termasuk pada pengawasan isolasi desa. Hal ini kami lakukan untuk menjamin agar pelaksanaan isolasi berjalan dengan baik,” ujarnya.

Terkait pengawasan pada perayaan Natal dan Tahun Baru nanti, Sekda Suyasa menegaskan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan unsur kepolisian dan TNI untuk melakukan pengawasan secara ketat.

“Pandemi ini kan belum berakhir, kasus konfirmasi masih terjadi. Maka kami tetap melakukan langkah antisipasi kendatipun kondisinya masih melandai. Nanti TNI/Polri akan melakukan inspeksi ke lapangan dibantu Sat Pol PP, BPBD dan Dinas Perhubungan untuk mengatur masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.

Load More