SuaraBali.id - Harapan pelaku pariwisata Bali terhadap kunjungan wisatawan mancanegara khususnya dari Australia sangat besar. Terlebih mulai 1 November warga negara Australia sudah bisa bepergian ke luar negeri termasuk ke Bali.
Untuk itu Pemda Bali diharapkan segera menindaklanjuti hal itu. Sebab kabar tersebut menjadi titik terang dalam menggeliatkan kembali sektor pariwisata Bali, yang tentu akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi Bali.
Menurut pelaku pariwisata, Wayan Puspa Negara, pihaknya tentu sangat gembira menyambut kabar itu. Sebab kunjungan wisatawan Australia tentunya akan sangat berdampak besar.
Selain menjadi negara yang menduduki posisi teratas jumlah kunjungan ke Bali pada tahun 2019, Australia juga memiliki kedekatan khususnya bagi wilayah Kuta, Legian dan Seminyak, yang notabene menjadi rumah kedua bagi wisatawan negeri kangguru tersebut.
"Menyimak surat khusus dari Consulate General Australia di Bali yang ditujukan kepada Kadisparda Bali, hal ini menunjukkan betapa tinggi antusias dan rindunya warga Australia untuk datang ke bali. Yang notabene dianggap rumah kedua dan ke keluarga kedua mereka," ungkapnya belum lama ini di Badung.
Namun, jika melihat surat yang dilayangkan Consulate General Australia di Bali yang ditujukan kepada Kadisparda Bali, sebenarnya ada beberapa hal yang menurutnya, perlu direspons oleh Pemerintah. Khususnya terkait harapan mereka agar kunjungan yang hendak dimulai pada tanggal 1 November itu tanpa perlu karantina dan cukup vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.
Tentunya masa karantina tersebut dinilai harus dievaluasi. Sebab negara pesaing terbesar pariwisata Bali, yaitu Thailand tidaklah melakukan hal itu.
"Jangan sampai kondisi itu justru membuat potensi kunjungan wisata dari Negara Australia justru beralih ke negara Gajah Putih itu," jelasnya.
Kebijakan pemerintah menerapkan masa karantina sementara selama 5 hari, diakuinya menjadi suatu kendala bagi wisatawan. Selain dari segi biaya yang membengkak, rata-rata masa tinggal wisman di Bali berkisar 5-7 hari.
Menurutnya, surat dari Konjen Aussie ini tentu menunjukkan Sense Of Belonging (rasa memiliki terhadap Bali). Sehingga ada baiknya Pemda Bali segera dengan cepat meresponnya, dengan membuat formulasi kebijakan khusus yang sinkron dan harmoni untuk wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali.
Berita Terkait
-
Bali United Rebutan Dapat Jordi Amat dengan Raksasa Liga 1 Indonesia?
-
Terkuak Kondisi Ruang Ganti Timnas Indonesia Pasca Dilibas Australia: Rizky Ridho Jadi Penyelamat
-
7 Potret Anita Hara Menikah dengan Jeson Siregar di Nusa Dua Bali
-
Bandara Ngurah Rai Tutup Total saat Nyepi 2025: Catat Jadwalnya!
-
Nyepi Tanpa Ogoh-Ogoh? Ini Tradisi Unik yang Wajib Diketahui
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
Terkini
-
Lebaran di Bali: Gilimanuk Sempat Tutup, Penumpang Melonjak, Ini Kata ASDP
-
Gianyar, Bangli, Tabanan Diserbu Wisatawan Saat Libur Lebaran 2025
-
Idul Fitri Terindah Luna Maya, Setelah Berlebaran Bersama di Bali Lalu Dilamar Maxime di Jepang
-
Mudik dari Bali Sempat Terjebak Macet Tapi Komunikasi Lancar Bebas Hambatan
-
Kronologi Warga Terkena Ledakan Petasan 8 Kilogram, Diotak-atik Langsung Terpental