SuaraBali.id - Sejumlah objek wisata di Bali mulai dibuka untuk umum, salah satunya objek wisata Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang ada di wilayah Buleleng barat.
Objek wisata ini telah dibuka kembali untuk tahap uji coba, namun para pengunjung yang datang akan dibatasi diwajibkan mengikuti protokol kesehatan.
Pembukaan kunjungan wisata di kawasan TNBB sudah dimulai sejak 14 September 2021, setelah sempat tutup sejak Juli karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Adapun Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan, pihak pengelola sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat hingga aplikasi PeduliLindungi terhadap para pengunjung.
"Sudah dibuka mulai 14 September lalu dengan prokes yang ketat," kata Agus Krisna, belum lama ini.
Selain menerapkan prokes ketat, uji coba pembukaan kunjungan wisata di kawasan TNBB, juga membatasi kunjungan sebanyak 30 persen dari total kapasitas.
Di pintu masuk Labuan Lalang, kuota pengunjung dibatasi hanya 140 orang setiap hari, pintu masuk Tegal Bunder dibatasi 20 orang setiap hari, pintu masuk Banyumandi sebanyak 120 orang setiap hari. Dan terakhir, di pintu masuk Karangsewu dengan kuota 55 orang setiap hari.
Pengelola TNBB menerapkan sistem booking online bagi pengunjung yang akan datang ke kawasan TNBB. Selain itu, pengunjung diwajibkan pakai aplikasi PeduliLindungi atau dapat menunjukkan bukti sudah divaksin Covid-19.
"Kouta jumlah kunjungan ke suatu tempat dibatasi dan harus pakai masker. Dibatasi, ya misalnya ke pulau Menjangan dalam satu hari 260 orang, Prapat Agung 20 orang. Sarana (prokes) sudah dilengkapi," ujar Agus Krisna.
Selama dibukanya kawasan wisata TNBB, setidaknya sudah ada sekitar ratusan pengunjung yang datang.
Kunjungan ini masih didominasi wisatawan domestik yang per hari mencapai sekitar 20 orang. Jumlah kunjungan ini, berbeda jauh jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Sebelum situasi pandemi, per tahun kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara mencapai 50 hingga 60 ribu orang.
Dengan anjloknya kunjungan berdampak terhadap pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang turun drastis.
Bahkan dari data yang ada, saat situasi normal pendapatannya bisa mencapai Rp8 miliar setahun. Tapi saat situasi pandemi, pendapatan hanya mencapai sekitar Rp200 juta hingga Rp300 juta per tahunnya.
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali