Scroll untuk membaca artikel
Dinar Surya Oktarini
Kamis, 30 September 2021 | 07:00 WIB
Ilustrasi Partai Komunis Indonesia (PKI) sempat menguasai jawa tengah. [Suara.com/Rochmat]

Akhirnya orang PKI laki-laki yang kebal tembakan peluru tersebut tewas setelah ditusuk tameng di bagian alat kelaminnya (penis). 

Cerita lainnya tentang eksekusi adalah pada saat eksekusi salah satu pentolan PKI di Bangli. Sebelum dibunuh oleh Tameng, tokoh PKI Bangli ini meminta izin untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

Usai menyanyi Indonesia Raya, tameng langsung membunuh tokoh PKI ini dengan tusukan pedang.

Saat pembunuhan anggota PKI tahun 1965, Made Suganda juga mengaku kehilangan salah satu gurunya di SMP yang bernama Wagiman, yang merupakan guru seni suara dan seni gambar. 
 
Wagiman, guru asal Solo, yang baru saja menikah 'diambil' dan kemudian dibunuh bersama istrinya. Wagiman dibunuh karena tergabung dalam LEKRA, yakni Lembaga Kebudayaan Rakyat, sebuah organisasi kebudayaan sayap kiri yang dekat dengan PKI. 

Baca Juga: Masa Kelam PKI di Surakarta: 20 Mayat Menumpuk di Sungai Bengawan Solo

"Pak Wagiman ini orangnya sangat baik, pintar, ramah, sangat bagus saat mengajar siswa di SMP. Saat peristiwa 1965, ia baru saja menikah, dan bersama isrinya ia dikumpulkan di balai warga dan kemudian dieksekusi,"kenang Made Suganda, seperti yang diceritakan dalam buku "Bali Jadul".

Load More