Scroll untuk membaca artikel
Dinar Surya Oktarini
Kamis, 30 September 2021 | 06:00 WIB
I Gede puger (kanan)/Donatur PKI I Gede Puger Dieksekusi Dengan Sadis di Desa Kapal. (Beritabali.com)

SuaraBali.id - Peristiwa sadis G30SPKI masih tersisa di beberapa daerah, termasuk Bali. Kali ini kronologi salah satu donatur PKI yang dieksekusi dengan cara yang menyeramkan. 

Adanya masalah di internal PNI yang saat itu dimotori I Nyoman Mantik, Wedastera Sujasa dan Widagda disetujui oleh kelebagaan Agama Hindu yang terhubung dengan kepentingan TNI AD saat itu. 

Pada tanggal 7 Desember 1965 Pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) tiba di Bali. 

Tak lama setelah itu kejadian mengerikan terjadi. Satu peleton RPKAD mengundang ratusan massa menonton pertunjukkan yang sangat mengerikan di Desa kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, tepat pada tanggal 16 Desember 1965. 

Baca Juga: Bagaimana Cerita Sertu Yorhan Lopo Ditusuk Sampai Meninggal di Patoembak Depok?

 Sejumlah anggota RPKAD menyeret I Gede Puger, salah satu donatur Central Daerah Besar (CBD) PKI Propinsi Bali yang berbadan gempal ke tengah kerumunan massa. Kaki dan tangan I Gede Puger sudah diikat dengan rantai. 

Salah satu oknum anggota RPKAD berpakaian preman kemudian menikamkan sebilah pisau ke perut I Gede Puger hingga terburai. 

Dalam keadaan tidak berdaya, kepala Gede Puger ditembak, kemudian tersungkur bersimbah darah dan tewas seketika, tubuhnya dimutilasi. 
 
Setelah itu, 30 anggota PKI lainnya yang ditangkap bersama I Gede Puger, dalam kondisi pucat pasi dirantai, ditarik paksa ke bagian tengah kerumunan massa dengan berdiri berjejer, lalu ditembak beruntun sehingga tidak satupun yang tersisa dalam keadaan hidup. 

Massa yang menonton kemudian dipaksa anggota RPKAD untuk bertepuk tangan serentak.

Kekejaman RPKAD di Desa kapal menginspirasi masyarakat supaya bertindak lebih beringas lagi. 

Baca Juga: Prajurit TNI AD Gugur saat Baku Tembak dengan KKB Pegunungan Bintang Papua

Aksi kelompok I Nyoman Mantik, Wedastera Sujasa dan Widagda, serta sikap provokatif Wakil Bupati Gianyar, I Made Kembar Kerepun dan Ketua Pemimpin Hindu Bali Ida bagus Oka, sekaligus sebagai dukungan konkret dan pembenaran dilakukannya pembunuhan massal setelah kedatangan RPKAD di Bali.    

Load More