Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Minggu, 12 September 2021 | 11:08 WIB
Ilustrasi Nasi Jinggo. [Envato]

Kali ini, Nasi Jinggo versi jalan Gajah Mada dibungkus dengan daun pisang segar walau isianya kurang lebih sama seperti versi Terminal Suci.

Kala itu anak muda Denpasar tidak menamakan nasi bungkus tersebut dengan Nasi Jango atau Jinggo, tapi nasi 'Gang Bronx' dan kebetulan nasi itu dijual di gang-gang yang ada di depan pasar Kumbasari. Istilah Bronx diambil dari film breakdance yang berkisah tentang kehidupan anak muda di daerah Bronx Amerika Serikat.

Kini Nasi Jinggo sudah lebih berkembang. Isinya pun lebih variatif, ada Nasi Jinggo babi kecap, Nasi Jinggo sela (ketela), Nasi Jinggo rendang, Nasi Jinggo super dan lainnya.

Penulisan Jango pun berubah. Mungkin atas pertimbangan strategi pemasaran sehingga ada yang menulis Nasi Jenggo, Jinggo, bahkan nasi Jenggot.

Baca Juga: Pokdarwis: Sebulan Tak Ada Pengunjung di Karang Impian Beach Swing

Load More