Scroll untuk membaca artikel
Dinar Surya Oktarini
Selasa, 07 September 2021 | 18:55 WIB
Ilustrasi Dua kelompok monyet terlibat tawuran di Thailand. (Foto: Facebook/Wisrut Suwanphak)

SuaraBali.id - Tidak ada wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali, berdampak buruk pada monyet di Pulau Dewata tersebut. 

Sumber makanan yang biasa mereka dapatkan hilang. Monyet-monyet yang lapar pun mulai menyerbu rumah-rumah warga. Mencari makanan.

Hal ini diungkapkan penduduk di Desa Sangeh. Warga mengaku kera ekor panjang abu-abu berkeliaran keluar dari cagar alam yang berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga.

Mengutip VOA, warga yang khawatir akan serangan monyet tersebut memilih membawa buah-buahan, kacang tanah, dan makanan lain ke Hutan Monyet Sangeh.

Baca Juga: Monyet Kelaparan Serbu Rumah Warga Bali

“Kami takut monyet-monyet lapar itu menjadi liar dan ganas,” kata salah seorang warga desa, Saskara Gustu Alit.

Sekitar 600 kera hidup di cagar alam hutan. Berkeliaran di pohon tinggi. Melompat-lompat di sekitar Pura Bukit Sari yang terkenal, dan dianggap keramat.

Pada waktu normal kawasan hutan lindung tersebut populer di kalangan penduduk lokal dan turis internasional. Untuk dijadikan lokasi foto pernikahan. Monyet dapat dengan mudah dibujuk duduk di bahu atau pangkuan dengan iming-iming satu atau dua kacang.

Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi 4 juta penduduk Bali. Sebelum pandemi menghantam, Bali biasanya dikunjungi 5 juta turis asing setiap tahunnya.

Hutan Monyet Sangeh biasanya dikunjungi sekitar 6.000 pengunjung per bulan. Tetapi ketika pandemi menghantam dan perjalanan internasional menurun drastis, jumlah pengunjung turun menjadi hanya sekitar 500 orang.

Baca Juga: Monyet di Sangeh Bosan Makan Pisang, Gantinya Ini

Sejak Juli, ketika pemerintah melarang turis asing ke pulau itu dan menutup tempat tersebut bagi penduduk lokal juga, maka tidak ada seorang pun yang berwisata ke sana.

(Muhammad Yunus)

Load More