SuaraBali.id - Gerakan 30 September 1965 atau dikenal dengan G30S PKI menjadi bagian kelam dalam sejarah Indonesia. Trauma ideologi komunis sangat terasa, dan jejaknya ada di Pulau Bali.
Dikutip dari Beritabali.com, jaringan SuaraBali.id, salah satu saksi historis G30S PKI adalah mantan jurnalis Putu Setia dalam Buku "Wartawan Jadi Pendeta, Otobiografi Putu Setia".
Setelah menjadi pendeta Hindu, Nama Putu Setia berganti menjadi Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda dan akrab disapa Mpu Jaya Prema.
Dalam salah satunya itu, Putu Setia mengulas secara detail tentang sejarah kelam G30S PKI, khususnya di wilayah tempat tinggalnya waktu itu, di wilayah Kabupaten Tabanan.
Baca Juga: Wisata Bali: Bisnis Jet Pribadi Tumbuh Saat Pandemi, Rute Pulau Dewata Terlaris
Saat itu, ia baru duduk di bangku kelas satu SMP di Bajera Tabanan. Di sekolahnya waktu itu Putu Setia termasuk murid yang cerdas, terutama di mata pelajaran ilmu ukur dan aljabar.
Sekitar bulan Oktober ada perubahan di sekolahnya. Datang seorang guru pindahan dari Flores yang waktu itu disebut "guru bantuan". Dia orang Bali dari Desa Dukuh Palu. Siswa sekolah memanggilnya Pak Dedeh.
Pak Dedeh mendapat tugas meningkatkan status SMP Gotong Royong Bajera menjadi sekolah negeri. Di awal Desember 1964, status SMP Gotong Royong Bajera menjadi SMP Negeri dan Pak Dedeh menjadi Kepala Sekolah. Kepala sekolah sebelumnya, Wiranata, yang merupakan Ketua PNI Koordinator Kecamatan juga berhenti. Beberapa guru juga berhenti karena ada guru sekolah negeri yang datang.
Kepala Sekolah yang lama sesekali datang mengumpulkan murid murid saat jam istirahat. Dia banyak memberi wejangan tentang situasi politik negara saat itu. Yang banyak diberikan adalah soal Nasakom (Nasional Agama Komunis).
Saat itu, ada dua guru swasta dari unsur komunis (PKI) yang masih dipertahankan di sekolah Putu Setia. Keduanya berasal dari Antosari,1 km dari Bajera.
Baca Juga: Wisata Bali: Desa Serangan Bertahan di Zona Hijau COVID-19, Warga Patuh Prokes
Pak Wiranata juga meminta siswa-siswa terjun ke politik menjadi anggota organisasi "underbow" partai baik itu GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia) yang berafiliasi ke PNI, atau gabung ke IPPI (Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia) yang berafiliasi ke PKI. Waktu itu Putu Setia memilih GSNI karena warga Pasek di kampungnya semuanya PNI.
Perang Pidato, perang janger, perang vokal grup yang awalnya hanya ada di panggung-panggung kampanye, berubah menjadi "perang" sungguhan di arena kampanye hingga di luar kampanye.
Sering terjadi perkelahian di area terbuka karena ada kelompok yang mengacau. Akhirnya setiap partai mempunyai semacam pasukan khusus dengan nama berbeda-beda. Di Kecamatan Bajera satuan khusus pengamanan PNI dipegang oleh Gastam. Di wilayah Pupuan, satuan pengamanan partai PNI dipegang Banteng Marhaenis (BM) yang juga merupakan perkumpulan silat.
Sementara di lingkungan PKI, pengamanan Partai langsung dipegang Pemuda Rakyat (PR) dengan menggunakan pakaian khusus.
Berita Terkait
-
Jadwal Persib Kontra Bali United Resmi Ditunda
-
Jokowi Direncanakan Akan Datang ke Bali Demi Kampanyekan Mulia-PAS, Megawati Tidak
-
Buntut 'Jalan-Jalan ke Bali', Pengamat Sarankan Pj Bupati Ganti Kadinsos Jika Tak Ingin Kepercayaan Masyarakat Hilang
-
Polisi Ungkap Lab Narkoba Hasis di Vila Uluwatu Bali Hasilkan Duit Rp 1,5 Triliun Dalam 2 Bulan
-
Polemik Kunjungan Dinas Sosial Kabupaten Bogor ke Bali, Boros atau Kebutuhan?
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Dispar Bereaksi Ketika Bali Tidak Direkomendasikan di Tahun 2025 : Tidak Ada Alasan
-
Serangan Hoaks Pilkada Bali: Polda Kewalahan Buru Buzzer TikTok & Instagram
-
Kecelakaan Beruntun di Gatsu Tengah Denpasar, Ini Kronologi Awal Dan Penyebabnya
-
Spanduk Coblos Si Gundul Akan Dikembalikan ke Rumah Paslon, Satpol PP : Biar Tak Jadi Sampah
-
Hadapi Kepadatan Akhir Tahun di Bali, Kemacetan Mengerikan Tahun Lalu Diharapkan Tak Terulang