SuaraBali.id - Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Badung berencana akan mendorong pemerintah pusat agar penerbangan langsung atau direct flight ke Bali dapat diberlakukan segera. Hal ini agar para wisatawan dapat mengunjungi Pulau Dewata segera.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, permintaan direct flight ini didasari pelaksanaan vaksin COVID-19 tahap pertama di Kabupaten Badung telah dilakukan sebanyak 108 persen dan pelaksanaan penyuntikan tahap kedua mencapai 68 persen.
"Misal, Phuket di Thailand ada direct flight-nya langsung ke daerah tersebut karena telah dijamin kesehatan masyarakatnya serta sarana dan prasarana untuk pandemi COVID-19 juga," ujar Bupati Kabupaten Badung, I Nyoman Giri Prasta, Selasa (10/8/2021) di Puspem Badung.
Dengan direct flight menuju Bali secara langsung, setidaknya wisatawan dapat tinggal dan berwisata misalnya di daerah Kuta Selatan, Utara serta di wilayah Badung dan sekitarnya.
Baca Juga: Wisata Bali: Ireng Donat, Siap Kolaborasi dengan Produsen Cokelat Jembrana
"Ini merupakan salah satu alternatif harus dilakukan khususnya, dalam upaya menggenjot kunjungan. Kami dapat memaksimalkan Badung selatan ini, dapat dikunjungi oleh wisatawan. Baik domestik maupun mancanegara dengan sebuah kenyamanan dan keamanan sehingga harus kami proteksi," paparnya.
Selain itu, adapun upaya atau langkah lain dilakukan dalam menggerakkan perekonomian di tengah pandemi di Badung adalah akan memberikan masyarakat memiliki peluang kerja.
"Kita dapat membuka lapangan pekerjaan nantinya," cetusnya.
Dirinya mencontohkan dengan mewujudkan petani menjadi bangga menjadi petani. Tentu hal tersebut merupakan suatu konsep dimana nantinya Badung dipastikan menggunakan dan mengonsumsi produk lokal.
"Terkecuali tidak bisa kita produksi baru akan melakukan impor," bebernya.
Baca Juga: Wisata Bali: Legenda Kawasan Tuban, Lokasi Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai
Giri Prasta menambahkan, kebutuhan akan pariwisata di Badung selatan akan berupaya dimaksimalkan, bagaimana Badung Utara mampu mensuplai produk sehingga mendapat produk berkualitas dan higienis. Sehingga, lanjutnya, kualitas dikonsumsi di daerah-daerah pariwisata benar-benar memiliki kualitas terbaik.
"Termasuk kita dapat menjamin berkenaan kualitasnya. Atau tidak berpikir dengan kuantitas melainkan berpikir kualitasnya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sensasi atau Seni? Dilema Joged Bumbung di Era Digital
-
Luhut Mau Bereskan Wisata Bali: Kelab Telanjang Mau Dikurangi
-
Jalan Raya Pulau Dewata Tidak Membeludak Saat Liburan Lebaran 2024, Asita Bali Ungkap Alasan Ini
-
Terompet Tahun Baru Jadi Primadona di Bali, Pedagang Banjir Pesanan
-
Mitsubishi XForce Lakukan Debut Lokal di Pulau Dewata
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Industri Air Minum Lokal di Bali Protes Soal Larangan Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter
-
Malas Masak? Jalan Airlangga Jadi Surga Lebaran Ketupat: Menu Lengkap, Harga Murah
-
Ribuan Warga Padati Lebaran Topat di Makam Bintaro & Loang Baloq Mataram
-
BRI Dukung Ekspansi Global Bisnis Aksesori UMKM Ini Dengan Solusi Keuangan Utama
-
Arus Balik Lebaran 2025 Meningkat, Terminal Mengwi Bali Catat Lonjakan Penumpang Dibanding 2024