Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Rabu, 04 Agustus 2021 | 07:31 WIB
Ilustrasi hotel (Twitter/@hotelalternate)

SuaraBali.id - Dampak pandemi sangat dirasakan pelaku pariwisata di Bali. Para pengusaha pariwisata dan hotel maupun penginapan harus memutar otak agar bisa tetap bertahan.

Seperti yang dialami oleh pemilik Mimpi Bungalows, I Made Suparta Karang (66) di kawasan Kuta. Ia bahkan sempat menaburkan bibit ikan lele di kolam renang hotel miliknya.

"Kalau untuk membersihkan kolam, perlu listrik yang besar dan maintenance harus cukup sering, saya khawatir karena disini itu banyak pohon, nanti malah banyak jentik nyamuk jadi masalah nantinya. Jadi saya tebar lele di kolam untuk mengatasi jentik nyamuk itu," ujar I Made Suparta sebagaimana diwartakan Beritabali.com, Sabtu (31/7/2021).

Menurut dia, hasil dari lele itu bisa diambil siapa saja. Atau sekedar untuk dimakan bersama.

Baca Juga: Nakes Kewalahan Tracing di Kuta Utara Gegara Banyak Petugas Tumbang

Beberapa kali, ia sempat membersihkan kolam lelenya karena ada harapan pariwisata di Bali buka kembali. Pertama, saat pergantian tahun baru 2021 demi menyambut wisatawan domestik.

Sayang, rupanya kondisi pariwisata masih sepi dan tidak menunjukan geliat. Justru kekinian, pemerintah mengeluarkan ada kebijakan pengetatan atau PPKM.

“Saya tabur saja lagi benih lelenya,” katanya.

Hingga Juli 2021 lalu, Made Karang kembali melakukan bersih-bersih kolamnya. Bahkan ia melakukan perawatan total dengan menjual mobil Honda CRV miliknya untuk biaya renovasi.

"Namun karena situasi pandemi kini yang belum reda, dan adanya aturan PPKM Darurat ini, jadi harapan tinggal harapan,” ujarnya lesu.

Baca Juga: Lengkap! Kisah Viral Korik Akbar Nikahi 2 Janda Sekaligus dalam Sehari di Desa Kuta

“Harapannya sih, situasi segera membaik dan kita bisa mengharapkan lagi kedatangan turis,” sambungnya.

Menurut dia, hal terbesar yang ia pelajari saat melalui masa sulit ini adalah jangan pernah hilang harapan, hidup selalu belajar dari banyak hal. Ia pun bersama istrinya memulai usaha membuka warung di kawasan pasar Kuta.

Ia mengaku, sekarang yang paling penting adalah menjaga kesehatan agar bisa terus melalui hari-hari dengan baik.

"Saya hanya berharap selalu diberikan kesehatan dan survive dalam dunia rumah tangga dulu, nanti baru yang lain," katanya pula.

Terlepas dari situasi ekonomi saat ini, ia sendiri merasa, suasana di Kuta sebenarnya terasa nyaman bagi orang tua seperti dia.

“Ini mengingatkan Kuta 40 tahun silam. Bedanya sekarang banyak bangunan dan hotel-hotel, tapi suasananya sepi. Jujur, di umur saya yang sekarang, suasana ini sangat saya rindukan," ungkapnya.

Ia pun berusaha menikmatinya di mana mulai pukul 06.00 WITA pagi sudah berada di pantai Kuta, untuk sekedar jalan-jalan atau berdoa memohon supaya pandemi virus corona segera berakhir.

“Bali benar-benar berada di titik balik. Mungkin Tuhan mengajarkan kita supaya manusia tidak takabur," imbuh dia.

Load More