Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 09 Juli 2021 | 14:24 WIB
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali (Dok. Pribadi/yudirahmatullah)

SuaraBali.id - Jenis bahasa Bali dan arti bahasa Bali. Bahasa Bali berbagai macam. Bukan hanya 1 saja. Namun ada 3 jenis bahasa Bali. Di antaranya Bali Aga, Kawi Bali, dan Bali Kapara.

Bahasa daerah merupakan sebuah alat komunikasi yang dituturkan oleh suku adat masyarakat setempat di suatu daerah di Indonesia dan merupakan bagian dari kebudayaan yang harus selalu dirawat dan dijaga keberadaannya.

Dilansir dari Neliti, seperti halnya di daerah lain, Bali memiliki tingkatan berbahasa (anggah-ungguhin basa) yang menyebabkan terdapatnya klasifikasi sosial dalam masyarakat Bali.

Kemampuan seseorang dalam menggunakan Bahasa Bali memperlihatkan kedudukan sosial dan etika seseorang dalam berbahasa.

Baca Juga: Menkes: Rumah Sakit di Bali Penuh Pasien COVID-19

Sehingga hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Secara temporal Bahasa Bali dibedakan atas Bahasa Bali Kuno yang sering disebut bahasa Bali Mula atau Bali Aga, bahasa Bali Tengahan atau Kawi Bali, dan bahasa Bali Kapara yang sering disebut bahasa Bali Baru atau Bali Modern.

Secara regional, bahasa Bali terbagi ke dalam dua dialek yaitu dialek Bali Aga (dialek pegunungan) dan dialek Bali Dataran (dialek umum, lumrah) yang masing-masing memiliki ciri subdialek tersendiri.

Bahasa Bali Kuno merupakan bahasa tertua di Bali yang banyak ditemukan pemakaiannya dalam prasasti-prasasti.

Perkembangan bahasa Bali Kuno ini tak terlepas oleh pengaruh kebudayaan Jawa (Hindu) yang tampak bertambah kuat pada masa pemerintahan Anak Wungsu yang tampak sangat jelas dalam hal bahasa.

Baca Juga: Mulai 12 Juli, Syarat Perjalanan Transportasi PPKM Darurat dari Surat Edaran Kemenhub

Prasasrti yang bertuliskan bahasa Bali Kuno kemudian disalin dalam bahasa Jawa Kuno sehingga pemakaian bahasa Jawa Kuno menjadi suatu kebiasaan di Bali.

Kondisi seperti ini mengakibatkan bahasa Bali Kuno (terutama ragam tulisnya) tidak terpakai lagi dan diganti dengan bahasa Jawa Kuno.

Akan tetapi, pemakaian bahasa Bali Kuno ragam tulis tetap hidup dan berkembang yang selanjutnya merupakan cikal bakal bahasa Bali Modern.

Bahasa Bali Tengahan (Kawi Bali) merupakan percampuran leksikal kata-kata bahasa Jawa (Tengahan) dengan bahasa Bali pada masa itu.

Pengaruh ini datang ketika Patih Gajah Mada dari Majapahit menguasai pulau Bali sekitar paro abad ke-13. Bahasa Bali Tengahan, umumnya di Bali digunakan dalam dunia sastra seperti pada kidung, tatwa, kalpa sastra, kanda, dan babad. Sedangkan dalam seni pertunjukan, bahasa Bali Tengahan digunakan dalam seni pertunjukan topeng, arja, prémbon, wayang, dan sejenisnya.

Sedangkan untuk bahasa Bali Kapara (Modern, Baru) merupakan bahasa Bali yang masih hidup dan dipakai dalam komunikasi lisan dan juga tulisan bagi masyarakat Bali sampai saat ini. Istilah kapara dalam bahasa Bali berarti ketah, lumrah,dan biasa yang dalam bahasa Indonesia bermakna ‘umum’.

Bahasa Bali Kapara (modern) mengenal dua ejaan yaitu ejaan dengan huruf Bali dan huruf latin. Penyebutan bahasa Bali Modern ini karena bahasa Bali Kapara itu tetap berkembang pada zaman modern seperti sekarang ini.

Kontributor : Kiki Oktaliani

Load More