Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 02 Juli 2021 | 13:16 WIB
Personel KRI Rigel-933 menunjukkan salah satu barang temuan yakni air minum kemasan dari dalam sekoci milik KMP Yunicee yang tenggelam di perairan Selat Bali saat rilis di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (1/7/2021). [ANTARA FOTO/Budi Candra Setya]

SuaraBali.id - KMP Yunicee ditemukan dengan posisi tenggelam tidak terbalik. KMP Yunicee tenggelam di Selat Bali, perairan Gilimanuk, Kamis (1/7/2021).

KMP Yunicee ditemukan oleh Kapal perang Rebuplik Indonesia (KRI) Rigel bernomor lambung 933. Dari hasil pemantuan Echoshounder Multibeam 2040 yang dimiliki oleh KRI Rigel, bangkai KMP Yunicee tersebut tenggelam di posisi, 10 derajat Lintang Selatan dan 114,25 derajat Bujur Timur.

Dari hasil pemantauan peralatan canggih di dalam KRI, kondisi kapal dalam posisi duduk atau tidak dalam posisi terbalik, pada kedalaman 72, hingga 78 meter di dasar laut.

Sementara, jarak kapal dengan daratan terdekat hanya mencapai 420 meter, atau kurang lebih 1,65 kilometer dari pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Baca Juga: Dirjen Kemenhub Ungkap Kronologi Tenggelamnya KMP Yunicee

KMP Yunicee ini membawa 17 truk sedang, enam kendaraan roda empat, dan 2 sepeda motor.

Semuanya juga ikut tenggelam ke dasar laut karena masih terjebak di dalam kapal. Selain menemukan titik lokasi tenggelamnya kapal, KRI Rigel juga berhasil menemukan beberapa peralatan milik KMP Yunicee.

Di antaranya dua life jacket, perahu penyelamat, dayung, makanan, dan air minum darurat.

Hingga kini, pihak TNI Angkatan Laut masih terus melakukan penyisiran ke arah selatan perairan Selat Bali untuk mencari belasan korban yang belum ditemukan dengan melibatkan 3 kapal perang milik TNI Angkatan Laut.

Selain KRI Rigel 933, KRI Soputan 923, dan KRI Singa 651 juga ikut diterjunkan dalam operasi SAR tenggelamnya KMP Yunicee.

Baca Juga: Lokasi Terdeteksi, KMP Yunicee Tenggelam di Kedalaman 78 Meter

Sementara itu, terdeteksinya bangkai KMP Yunicee ini menepis dugaan hilangnya bangkai kapal karena terseret arus.

Pihak TNI Angkatan Laut meyakini, jika memang bangkai kapal terbawa arus dasar laut, pergeseran kapal tak terjadi terlalu jauh dari titik lokasi awal tenggelamnya kapal.

"Hal ini diyakini karena bangkai kapal bertonase 922 ton tersebut terdeteksi tenggelam dalam posisi tidak terbalik," ugkap Letkol Laut (P) Jaenal Mutakim selaku Komandan KRI Rigel 933.

Sementara itu, proses pencarian korban tenggelam kapal akan terus dioptimalkan oleh tim SAR TNI Angkatan Laut. Pihak TNI Angkatan Laut juga akan memperluas jangkauan pencarian.

Jika pencarian sebelumnya dilakukan hingga radius 9 mill dari titik tenggelamnya kapal, di hari ke-empat proses pencarian, radius pencarian akan diperluas sejauh 5 mill ke arah selatan/ dan utara. Karena dimungkinkan korban hanyut sudah lebih lauh setelah terseret ganasnya perairan Selat Bali.

Load More