Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 11 Juni 2021 | 09:23 WIB
Jasa Kepang Rambut (Youtube ARAB Journey)

Undagai zaman klasik yang dikenal adalah Kebo Iwa, seorang panglima militer Bali masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten pada awal abad ke-14

4. Pecalang

Satuan pengamanan adat Bali "pecalang" memantau situasi jalan pantai saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Pantai Kuta, Bali, Senin (31/3). [Antara/Wira Suryantala]

Pecalang merupakan penjaga ketertiban dan keamanan yang ada di Bali, namun sifatnya secara adat. Jika secara administratif masyarakat memiliki satpam dan anggota POLRI.

Secara adat, masyarakat Bali memiliki pecalang dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan ketika ada acara adat, atau perayaan Nyepi yang mengharuskan semua umat Hindu untuk tidak beraktivitas di luar rumah.

Jika dilihat sejarahnya, beberapa sumber menyebutkan pecalang sendiri sudah eksis sejak tahun ’70-an. Saat itu, pecalang bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan acara pesta kesenian yang ada di Bali.

Anggota pecalang sendiri dipilih oleh masyarakat desa atau masyarakat adat setempat. Orang yang terpilih menajdi pecalang kemudian diberikan pelatihan oleh aparat dan ditugaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban.

5. Sulinggih

Hari Raya Nyepi (Kolase foto/Suara.com)

Secara singkat Sulinggih adalah orang suci di Bali. Sulinggih pemuka agama Hindu.

Dikutip dari phdi.or.id, Sulinggih memiliki pengetahuan kesucian dan dipergunakan, serta disebar luaskan kepada masyarakat sebagai penuntun di dalam kehidupan.

Baca Juga: 5 Tradisi Bali Ekstrem Dinilai Sadis, Mesbes Bangke Sampai Ngurek

Sulinggih bisa juga disebut Brahmana. Sulinggih dikenal juga dengan kata Pandita.

Kata “Sulinggih” terdiri dari dua kata yaitu “Su” yang artinya utama dan “linggih” yang berarti kedudukan dimana masyarakat memberikan kedudukan utama bagi seseorang tersebut.

Load More