Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 11 Juni 2021 | 09:23 WIB
Jasa Kepang Rambut (Youtube ARAB Journey)

SuaraBali.id - Keunikan Bali juga menciptakn profesi yang hanya ada di Bali. Bahkan ada profes yang hanya bisa disandang oleh orang tertentu.

Sebut saja Balian, Pecalang atau Sulinggih. Mereka hanya ada di Bali untuk melakukan upacara keagamaan Hindu Bali.

Berikut daftar lengkapnya:


1. Balian

Baca Juga: 5 Tradisi Bali Ekstrem Dinilai Sadis, Mesbes Bangke Sampai Ngurek

Ratusan umat Hindu menggelar pawai ogoh-ogoh di kawasan pantai Ancol, Jakarta, Minggu (18/3/2018) [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Balian dalam kamus bahasa Bali disebut juga dengan pengantar upacara, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dukun.

Di Bali ada juru sembuh yang dikenal dengan Balian dengan metode pengobatan tradisional yang disebut usadha.

Balian memiliki beberapa sebutan seperti Balian lung, yaitu dukun yang mengobati patah tulang sedangkan untuk menangani orang yang akan melahirkan ada Balian manak, dan masih banyak Balian lainnya.

Dalam Weda Balian adalah dokter agama Hindu. Untuk menjadi seorang Balian anda harus menjaga kesucian, berperilaku terpuji, dan yakin akan segala kuasa Tuhan.

2. Jasa Kepang Rambut

Baca Juga: Lorens Parera, Pria Papua Bunuh Bule Andriana Simeonova di Bali Dituntut 20 Tahun Penjara

Jasa Kepang Rambut (Youtube ARAB Journey)

Ketika berlibur ke Bali terutama di Pantai Kuta, anda pasti akan menjumpai penduduk lokal yang tengah mengepang rambut turis. Jasa kepang rambut di pantai Kuta ini menjadi ciri khas dan diidentikan dengan Bali.

Tidak sah rasanya kalau kamu berkunjung ke Pantai Kuta tanpa dikepang terlebih dahulu.

Bagi anda yang memiliki kemampuan mengepang rambut, pekerjaan ini patut dicoba karena memiliki penghasilan yang cukup besar. Dalam sekali kepang dibanderol harga sebesar Rp100.000 hingga Rp150.000 sesuai panjang rambut.

3. Undagi

Undagi (Youtube Erwin Winarno)

Sebelum mengenal istilah arsitek modern ini, masyarakat Bali telah mengenal Undagi yang merupakan arsitek ala Bali.

Untuk menjadi seorang Undagi seseorang perlu melalui proses pembersihan secara skala dan niskala. Berbeda dengan arsitek yang menempuh pendidikan formal dan mempelajari ilmu rancang, Undagi harus mempelajari serta memahami seni, budaya, adat dan agama.

Undagai zaman klasik yang dikenal adalah Kebo Iwa, seorang panglima militer Bali masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten pada awal abad ke-14

4. Pecalang

Satuan pengamanan adat Bali "pecalang" memantau situasi jalan pantai saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Pantai Kuta, Bali, Senin (31/3). [Antara/Wira Suryantala]

Pecalang merupakan penjaga ketertiban dan keamanan yang ada di Bali, namun sifatnya secara adat. Jika secara administratif masyarakat memiliki satpam dan anggota POLRI.

Secara adat, masyarakat Bali memiliki pecalang dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan ketika ada acara adat, atau perayaan Nyepi yang mengharuskan semua umat Hindu untuk tidak beraktivitas di luar rumah.

Jika dilihat sejarahnya, beberapa sumber menyebutkan pecalang sendiri sudah eksis sejak tahun ’70-an. Saat itu, pecalang bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan acara pesta kesenian yang ada di Bali.

Anggota pecalang sendiri dipilih oleh masyarakat desa atau masyarakat adat setempat. Orang yang terpilih menajdi pecalang kemudian diberikan pelatihan oleh aparat dan ditugaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban.

5. Sulinggih

Hari Raya Nyepi (Kolase foto/Suara.com)

Secara singkat Sulinggih adalah orang suci di Bali. Sulinggih pemuka agama Hindu.

Dikutip dari phdi.or.id, Sulinggih memiliki pengetahuan kesucian dan dipergunakan, serta disebar luaskan kepada masyarakat sebagai penuntun di dalam kehidupan.

Sulinggih bisa juga disebut Brahmana. Sulinggih dikenal juga dengan kata Pandita.

Kata “Sulinggih” terdiri dari dua kata yaitu “Su” yang artinya utama dan “linggih” yang berarti kedudukan dimana masyarakat memberikan kedudukan utama bagi seseorang tersebut.

Load More