SuaraBali.id - Tradisi Metatah di Bali atau dikenal dengan sebutan tradisi potong gigi bertujuan untuk menolak bala hingga mensucikan diri. Asal usul Tradisi Metatah ini menarik dibahas.
Tradisi upacara adat potong gigi atau orang Bali menyebutnya Mepandes, Metatah, atau Mesanggih untuk mengikir atau meratakan enam buah gigi taring yang ada di deretan gigi bagian atas yang harus dilakukan baik laki-laki maupun perempuan secara turun temurun.
Upacara Metatah ini dianggap sakral dan diwajibkan bagi anak-anak yang mulai beranjak dewasa, baik laki-laki maupun perempuan terutama bagi anak perempuan yang telah datang bulan atau menstruasi, sedangkan untuk anak laki-laki yang telah memasuki masa akil baliq atau melalui masa pubertas.
Upacara Metatah ini diartikan sebagai pembayaran hutang oleh orang tua ke anaknya karena teah menghilangkan keenam sifat buruk diri manusia.
Di mana keenam sifat buruk tersebut juga disebut dengan sad ripu yang harus dibersihkan antara lain hawa nafsu, rakus atau serakah, kemarahan, mabuk membutakan pikiran, perasaan bingung, iri hati atau dengki.
Di mana sifat-sifat tersebut dapat merugikan dan membahayakan bagi anak-anak yang akan beranjak dewasa dikemudian hari.
Selain itu Metatah juga bermaknsa untuk menemukan hakekat manusia sejati yang terlepas dari belenggu kegelapan dari pengaruh Sad Ripu dalam diri manusia.
Upacara Metatah dapat dirangkai dengan upacara ngaben atau pawiwahan atau pernikahan yang dilakukan oleh pendeta atau sulinggih.
Prosesi Metatah dapat dilakukan di beberapa tempat seperti dapur, meten atau gedong, halaman depan rumah di depan meten, dan tempat yang dianggap suci di dalam rumah.
Baca Juga: Wisata Bali: Kawi Resort Bali Menyasar Pasar Domestik untuk Atasi Krisis Pandemi
Hal pertama yang dilakukan adalah memanjatkan doa kepada Bhatara Hyang Guru, setelah itu menyembah Ibu dan Bapak, Ngayab caru ayam putih semacam sesajen, Air suci kepada Bhatara Hyang Guru, kemudian menulis gigi dengan wijaksara dan dipahatnya sebanyak tiga kali.
Gigi tersebut akan dipotong kurang dari 2 mm, gigi yang telah dipotong akan diletakkan di atas sebuah kain berwarna coklat kekuningan, kemudian didoakan bersama dengan sepiring sesaji.
Meskipun upacara ini terlihat cukup sederhana jangan salah, banyak orang yang menunda karena mahalnya biaya Metatah yang dilakukan perorangan, dan akhirnya sebagian masyarakat Bali melakukannya secara massal.
Kontributor : Kiki Oktaliani
Tag
Berita Terkait
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Hey Bali Tawarkan Penitipan Barang Gratis Selama 4 Jam, Strategi Bangun Kepercayaan Wisatawan
-
Kemenpar Klarifikasi Isu Larang Airbnb, Ini Fakta Terkait Penataan OTA di Bali
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali