SuaraBali.id - Bendesa Adat Sengkidu, Jro Mangku I Nyoman Wage SH menjelaskan Pengelukatan Bethara Ayu Canting Camplung Mas di Desa Adat Sengkidu, Kecamatan Manggis, Karangasem sudah ada sejak zaman dahulu. Kondisinya masih sama seperti pertama kali diketahui oleh masyarakat secara turun-temurun.
Dikutip dari Beritabali.com, jaringan SuaraBali.id, pengelukatan ini diyakini sebagai tempat pasiraman Ida Bethara mesucian.
Saat ini difungsikan oleh krama setempat sebagai tempat melukat dan nunas tirta.
"Boleh melukat tapi bukan mandi," jelasnya.
Sepengetahuannya, pengelukatan ini mulai dikenal dan dimanfaatkan oleh krama setempat sekitar 1980-an.
"Waktu itu masyarakat masih awam, belum mengetahui pasti lokasi di sana. Padahal taman itu dari dulu sudah ada," ungkapnya.
Kini, Desa Adat Sengkidu berencana melakukan penataan.
"Sudah dibangun 3 pelinggih di sana. Ada pelinggih pengapit berupa macan gading. Dan pelinggih Bethara Ratu Ayu Canting Camplung Mas," jelas Jro Mangku I Nyoman Wage SH, sembari menambahkan bahwa pengelukatan ini memiliki banyak fungsi.
Dari waktu ke waktu, berbagai kisah menarik diceritakan oleh krama yang pernah melukat maupun nunas tirta. Sehingga pengelukatan ini diyakini memiliki bermacam khasiat. Terutama untuk menyembuhkan berbagai sakit atau penyakit.
Baca Juga: Wisata Bali: Sepi Order, Pelaku Jasa Pijat Pantai Kuta Mejejaitan Porosan
Karena memiliki banyak manfaat dan didatangi pemedek yang tangkil, Desa Adat berencana menyiagakan petugas piket.
Syarat nunas tirta cukup dengan sarana canang. Namun jika hendak melukat sebaiknya dilengkapi banten pejati, dan terlebih dahulu mendak Jero Mangku setempat.
"Jadi Jro Mangku yang akan ngastawang baktinya. Perlu juga dibawa klungah gading untuk melukat atau klungah gadang jika hendak metamba," imbuhnya.
Pada pengelukatan ini, kata Bendesa Adat terdapat tiga jenis tirta yang disebut Tri Datu. Terdiri dari Tirta Brahma, Wisnu dan Siwa.
Kondisi pengelukatan masih alami seperti sedia kala. Krama yang nunas tirta maupun melukat bukan melalui pancuran. Melainkan mengambil menggunakan canting khusus.
"Ambil dengan canting, kami mempertahankan yang sudah ada. Karena di sini sumber air dari Ibu Pertiwi. Tidak bisa dijadikan pancuran," terangnya.
Berita Terkait
-
Ruas Jalan di Bali Ini Bisa Bikin Baut Kendaraan Lepas Karena Mirip Lintasan Offroad
-
Luhut Mau Bereskan Wisata Bali: Kelab Telanjang Mau Dikurangi
-
Karya Aci Purnama Kasa, Jalur ke Pura Pengubengan Ditutup Sementara
-
Pantai Tanah Barak, Menikmati Keindahan Pantai di Balik Tebing Kapur
-
4 Rekomendasi Destinasi Wisata Bali, Cocok Untuk Liburan Sekolah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran