SuaraBali.id - Sempat ditutup karena masalah perizinan, sebanyak tujuh ekor lumba-lumba hidung botol yang ditempatkan di keramba besar di kawasan Pantai Mertasari dikabarkan terlantar dan sakit.
Dilansir dari Beritabali.com, sejumlah aktivis mempertanyakan hal tersebut agar tidak dibiarkan dan harus segera mendapatkan perawatan.
Diketahui, tempat penangkaran lumba-lumba tersebut berada di pesisir Pantai Mertasari Sanur. Di mana tujuh lumba-lumba itu ditempatkan di keramba besar di tengah perairan.
Untuk menuju ke sana tidak mudah, harus menggunakan perahu atau boat yang ada di Pantai Mertasari.
Menurut salah satu aktivis yang ditemui mengatakan, lumba-lumba tersebut milik salah satu perusahaan yang terletak di Sanur.
Sebelumnya, hewan mamalia yang seharusnya berada di lautan bebas ini sempat dipertontonkan kepada wisatawan. Namun operasional perusahaan ini ditutup pada 19 April 2020 lalu karena masalah perizinan.
"Itu tidak ada izinnya sehingga ditutup," ungkap aktivis tersebut, Senin (26/4/2021).
Menurutnya, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah memasang spanduk penghentian kegiatan peragaan lumba-lumba di lokasi penangkaran.
Bahkan, Kementrian LHK menyerahkan pengawasan ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali untuk dilakukan relokasi ke tempat penangkaran lumba-lumba.
Baca Juga: Bersama Pecalang dan Panitia, Tim Yustisi Rajin Sosialisasi Prokes
Tapi yang mengherankan, sejak satu tahun pasca-ditutup, lumba-lumba tersebut masih berada di lokasi tersebut.
Informasi lainnya menyebutkan diduga kuat selama ditutup, perusahaan tersebut masih mempertontonkan peragaan lumba-lumba secara sembunyi-sembunyi.
“Harusnya lumba-lumba sudah direlokasi sejak ditutup setahun lalu. Tapi sampai sekarang masih lumba-lumba itu masih di sini. Bagaimana merawatnya kami juga tak tahu,” ungkapnya lagi.
Aktivis itu berharap agar pihak BKSDA Bali segera mengambil langkah tegas terkait keberadaan lumba-lumba tersebut. Apalagi ada beberapa lumba-lumba yang sakit dan harus segera dirawat.
“Sudah jelas ada surat penghentian operasional dari Kementrian LHK. Tapi sampai sekarang dibiarkan di sana. Infonya ada lumba lumba yang sakit,” bebernya.
Sementara itu, Kepala BKSDA Bali, Agus Budi yang dihubungi wartawan, Senin (26/4/2021) belum memberikan komentar karena mengaku sedang sakit dan menjalani perawatan di salah satu rumah sakit.
Berita Terkait
-
Bersama Pecalang dan Panitia, Tim Yustisi Rajin Sosialisasi Prokes
-
Brakk! Tabrak Bak Sampah, Pemotor Tewas di Jalan Letda Made Putra
-
Jadwal Buka Puasa Denpasar Bali 24 April Pukul 18.16 WITA
-
Bawaslu Denpasar Kembalikan Anggaran Pilwali 2020 Rp 1,5 M
-
KKP Evakuasi dan Lepasliarkan Lumba-lumba Terdampar di Jembrana Bali
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran