SuaraBali.id - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memperkirakan kemampuan oksigen KRI Nanggala apabila berada dalam kondisi blackout mampu 72 jam atau kurang lebih 3 hari.
Kasal mengatakan bahwa kapal KRI Nanggala ini dalam keadaan siap, baik personel maupun material.
"Jadi, kalau kemarin saat hilang kontak pukul 03.00 Wita, sampai Sabtu pukul 03.00 Wita. Mudah-mudahan ini segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada," kata Laksamana TNI Yudo Margono saat konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).
Personel lengkap serta material sudah ada dan sudah mendapat surat kelaikan.
Kapal KRI Nanggala ini dibuat tahun 1977 dan diterima angkatan laut delivery tahun 1981 buatan HDW Jerman.
Riwayat kapal ini, lanjut dia, sudah menembak torpedo latihan sebanyak 15 kali dan menembak torpedo perang dua kali dengan sasaran kapal eks KRI, keduanya tenggelam.
"Jadi, KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kami libatkan untuk latihan penembakan torpedo latihan maupun perang," katanya menjelaskan.
Menyinggung soal sertifikat kelaikan, menurut Kasal, masih berlaku hingga tanggal 25 Maret 2022.
Untuk itu masih layak untuk melaksanakan kegiatan operasi.
Selanjutnya, untuk posko akan disiapkan di Lanal Banyuwangi yang akan diisi oleh personel-personel karena unsur-unsur TNI AL ada di laut Bali dan Banyuwangi, yakni di Lanal Banyuwangi dan Lanal Denpasar.
Terkait dengan indikasi pergerakan bawah laut yang ditemukan pada hari Rabu (21/4), menurut dia, adalah rumpon bawah laut.
Keberadaan rumpon tanah laut ini kemagnetannya sangat lemah.
"Saat ke sana, ada dari magnetometer KRI Rimau itu ditemukan kemagnetan yang tinggi di dalam suatu titik yang kedalamannya kurang lebih 50—100 m melayang. Mudah-mudahan nanti sore kami bisa aksi menggunakan mutlybeam echosounder yang sekarang kami pasang di KRI Rimau Portable," katanya.
Ia juga berharap pada hari Kamis KRI Rigel juga bisa datang bersamaan dengan aksi menggunakan mutlybeam echosounder yang sekarang terpasang di KRI Rimau Portable.
"Nah, ini nanti bisa diaksi lebih perinci lagi sehingga kelihatan di situ ditemukan kemagnetannya tinggi. Harapannya kemagnetan tersebut adalah KRI Nanggala," katanya.
Sebelumnya, pada hari Rabu (21/4) pukul 03.45 Wita KRI Nanggala melaksanakan penyelaman, kemudian pukul 04.00 Wita melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8 dan bukan rudal. Komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.
Baca Juga: Panglima TNI: KRI Nanggala Masih Layak Ikut Kegiatan Operasi
Saat ini sudah ada lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang. Selain itu, juga KRI Rigel (933) saat ini juga sedang bergerak yang dahulu pernah dilibatkan pada pencarian Sriwijaya Air. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir
-
Urutan Makeup Sempurna Skin Prep hingga Setting Spray Khusus Pemula
-
Lari Makin Nyaman, Cedera Minggir! Ini 4 Rekomendasi Sepatu Lari Pria dan Wanita
-
Viral Bonnie Blues Bangbus di Bali Berujung Deportasi
-
7 Rekomendasi Sunscreen SPF 50: Perlindungan Extra dari Sinar Matahari