SuaraBali.id - Salah satu pejabat Istana Kepresidenan menjawab alasan Ustadz Yahya Waloni tidak kunjung ditangkap. Karena Ustadz Yahya Waloni terindikasi melakukan penistaan gaama.
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan jika Yahya Waloni di persoalkan ceramahnya dan dikenakan pidana, nantinya akan ada tudingan Istana melakukan kriminalisasi ulama.
Hal itu dia sampaikan dalam sebuah acara bertajuk 'Catatan Demokrasi' yang disiarkan oleh YouTube tvOne News.
Menurut Ali Ngabalin, banyak tokoh-tokoh nasional yang kerap diseret oleh Ustadz Yahya Waloni dalam ceramah kontoversialnya.
"Yahya Waloni itu menyebutkan jelas-jelas nama Ali Mochtar Ngabalin, Tuan Guru Bajang, Kyai Ma'ruf Amin, dan Megawati Soekarnoputri dalam pidato-pidatonya," ujar Ali Ngabalin, Rabu kemarin.
Ali Ngabalin mengatakan jika salah satu pihak melaporkan Ustadz Yahya Waloni, nanti akan muncul isu bahwa adanya kriminalisasi terhadap ulama.
"Kalau saya lapor dia sebagai korban ini, (narasi) apa yang keluar? Melakukan kriminalisasi pada ulama," kata Ali Ngabalin.
Mengingat, Ustadz Yahya Waloni merupakan seorang pendakwah, jika Ali Ngabalin melaporkan ke pihak berwajib, akan menyeret nama 'pemerintah' karena Ali Ngabalin sendiri merupakan seorang pejabat pemerintahan.
Oleh sebab itu, Ali Ngabalin berhati-hati dalam melaporkan, takutnya pemerintah akan dikambinghitamkan karena masalah ini.
Baca Juga: Noe Letto Pernah Ateis, Bangunkan Sahur Teriak-teriak Lewat Toa Masjid
"Tapi, kalau saya datang langsung ke Bariskrim kemudian saya lapor, pasti dibilang, 'oh ini dibilang orang pemerintah, ini penistaan terhadap ulama, kriminalisasi'," ujar Ali Ngabalin.
Ali Ngabalin juga meminta agar logika serta hati nurani kita digunakan perihal ceramah Ustadz Yahya Waloni.
"Dia baru membaca satu lembar sudah seperti ulama besar. Kemudian, tidak ada satu mimbar pun yang dia tidak pakai dengan menghujat dan caci maki," ucap Ali Ngabalin.
Tag
Berita Terkait
-
Momen Hangat Prabowo dan Ratu Maxima dalam Diplomasi Ekonomi di Jakarta
-
Dari New York ke Istana Jakarta: Michael Bloomberg Temui Prabowo dan Bos Danantara, Bahas Apa?
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Prabowo Lantik Komite Reformasi Polri, Sejumlah Tokoh hingga Eks Kapolri Masuk Tim
-
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional? Istana: Namanya Sudah Diusulkan, Tunggu Keputusan Presiden
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali