Pebriansyah Ariefana
Kamis, 01 April 2021 | 13:46 WIB
Munarman FPI Berbincang-bincang Dengan Refly Harun (YouTube/ReflyHarun).

Dari video yang diterima Ayojakarta, perempuan itu sudah berhasil masuk ke area dalam Mabes Polri dan mengacungkan senjata seperti senjata api ke arah petugas yang berada di pos pengamanan.

Singkat cerita, perempuan tersebut melontarkan enam kali tembakan ke arah polisi yang berjaga.

Polisi pun bertindak tegas dengan menembak pelaku hingga tewas.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebelumnya menyebut jika pelaku ternyata berideologi ke ISIS.

Kapolri juga menyebut jika ZA merupakan lone wolf atau penyerang seorang diri.

Teroris cari milenial

Teroris perempuan berjilbab Zakiah Aini

Milenial mudah diajak jadi teroris karena masih mencari jati diri. Hal itu dikatakan Analis militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati.

Teror di Mabes Polri dilakukan oleh seorang wanita berusia 25 tahun. Begitu pun, serangan bom Makassar juga dilakukan oleh pasangan milenial yang masih berusia 26 tahun.

"Milenial kebanyakan masih mencari jati diri dan mengikuti arah pihak yang paling berpengaruh," kata Susaningtyas dalam pernyataan tertulis, Kamis (1/4/2021).

Baca Juga: Singgung Nama Ahok di Surat Wasiat, Penyerang Mabes Polri Diduga Frustrasi

Pola rekrutmen saat ini berkembang menjadi lebih terbuka gunakan ruang publik seperti sekolah, kampus, dan perkumpulan kegiatan-kegiatan keagamaan.

"Oleh karenanya, pemerintah juga harus melibatkan milenial sebagai upaya melakukan pencegahan agar tidak ada perekrutan baru," kata Nuning.

Nuning menjelaskan dalam menganalisa kejadian terorisme harus holistik.

"Kejadian bom bunuh diri itu tentu saja sinyal bahwa mereka ingin menunjukkan eksistensinya. Oleh karena itu harus dikenali embrio terorisme di Indonesia itu apa saja," ujarnya.

Selain melibatkan milenial, pemerintah juga diharapkan melibatkan tokoh-tokoh publik.

"Rekrutmen terorisme selain dilakukan tertutup, juga ada ruang publik yang dipakai dalam proses penjaringan seperti di media sosial," kata Nuning.

Load More