Pebriansyah Ariefana
Senin, 29 Maret 2021 | 11:50 WIB
Ilustrasi bercinta di dalam air. (Shutterstock)

SuaraBali.id - Jarang bercinta ternyata memberikan efek buruk untuk vagina wanita. Suami istri harus bercinta dalam waktu berkala agar kondisi vagina bisa dalam keadaan 'sehat'. Kondisi vagina jika jarang bercinta menimbulkan banyak dampak negatif.

Suami istri jarang bercinta biasanya alasannya sibuk bekerja atau mengurus rumah, long distance relationship (LDR) dengan pasangan karena pekerjaan.

Bisa juga pertambahan usia yang menyebabkan kurangnya gairah, atau sedang dalam tahap pemulihan dari sakit serius.

Berikut kondisi vagina jika jarang bercinta

Baca Juga: 5 Gaya Bercinta di Kursi, Bisa Langsung Dicoba Akhir Pekan Ini

1. Berisiko Tinggi Mengalami Atrofi Vagina

Ilustrasi berhubungan seks (Unsplash/Becca Tapert)

Perubahan terkait menopause, seperti vagina kering dan iritasi, dapat diobati dengan pelumas, pelembap, atau estrogen dosis rendah.

Aktif melakukan hubungan seksual penting sekali untuk kesehatan organ intim perempuan. Orgasme sangat membantu meningkatkan aliran darah ke vagina, sehingga vagina mendapat cukup oksigen, seluruh jaringan ototnya ‘hidup’ dan lebih elastis. Kondisi ini menghindarkan perempuan dari beberapa gejala atrofi vagina.

Istilah atrofi vagina mungkin awam bagi Anda. Atrofi vagina atau atrofik vaginitis adalah sebuah kondisi di mana terdapat penipisan dan peradangan di area dinding vagina akibat penurunan estrogen.

Kondisi ini bisa dialami semua perempuan. Tapi mereka yang paling rentan dan berisiko tinggi adalah wanita yang memasuki masa menopause ketika produksi hormon estrogennya menurun. Juga perempuan yang sedang menjalani perawatan kanker, terutama kanker payudara.

Baca Juga: 5 Bentuk Miss V Perempuan yang Menandakan Sehat

Bagaimana Anda mengetahui sedang mengidap atrofi vagina? Anda akan merasakan beberapa gejala seperti rasa gatal, terbakar, sulit buang air kecil, dan juga rasa nyeri saat berhubungan seksual. Jadi, aktiflah melakukan hubungan seksual dengan pasangan Anda untuk menghindari masalah organ seksual yang satu ini.

2. Bisa Depresi dan Krisis Indentitas

Ilustrasi hubungan seks di tempat gelap. (Shutterstock)

Seorang terapis seks yang berdomisili di London, Inggris, Dr. Louise Mazanti, mengatakan, sangat penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki kehidupan seks yang sehat. Salah satu yang menjadi indikator ‘sehat’ di sini adalah ‘teratur’.

Selain atrofi vagina, secara psikis Anda yang jarang sekali berhubungan intim juga akan mengalami gangguan mental. Dr. Louise mengatakan, “Ini bisa menyebabkan seseorang merasa depresi dan krisis identitas.”

Hal ini dikatakannya bukan tanpa dasar. Sebuah studi yang dilakukan tahun 2001 menyebutkan, seseorang yang sebelumnya melakukan aktivitas seksual secara aktif, lalu menjadi tak aktif dalam waktu lama, akan sangat rentan mengalami depresi dan mudah merasa kecewa.

Wanita yang aktivitas seksualnya tidak teratur juga memiliki lonjakan tekanan darah yang tinggi sebagai respons dari stres.

3. Vagina Terasa Sakit dan Tidak Nyaman

Ilustrasi berhubungan seks (Shutterstock)

Otot-otot vagina yang sudah lama tidak digunakan melakukan hubungan seksual akan terasa berbeda ketika akan digunakan kembali. Vagina akan lebih mengencang dan jaringannya menipis, sehingga lebih rentan terluka, robek, atau berdarah saat berhubungan seks.

Komunikasikanlah hal ini dengan suami agar ia melakukan pemanasan atau foreplay pada Anda sedikit lebih lama. Tujuannya tidak lain agar otot-otot vagina menjadi lebih lentur dan fleksibel, dan perasaan Anda jadi lebih santai.

4. Alat Kelamin Terlalu Kering dan Rapat

Kaitan hubungan seks sebelum kompetisi olahraga. (shutterstock)

Tahu istilah vaginismus? Ini adalah kondisi di mana otot vagina sangat rapat atau terlalu kencang akibat jarang berhubungan seksual. Otot vagina yang terlalu kencang bisa menyebabkan sulitnya penetrasi.

Tapi jangan keburu panik atau khawatir. Vaginismus bisa disembuhkan melalui serangkaian terapi, pelatihan, dan teknik relaksasi. Namun teknik pengobatan ini tidak bisa Anda lakukan sendiri. Diperlukan kerjasama dari pasangan untuk melakukannya bersama. Selama perawatan, jalinan emosional dan kepercayaan antara Anda dan pasangan harus terus ditumbuhkan.

Bagaimana dengan bantuan pelumas? Boleh juga disertakan jika Anda dan pasangan ingin melakukan seks.

5. Menurunnya Sistem Kekebalan Tubuh

Salah satu keuntungan rutin melakukan aktivitas seksual adalah terlepasnya hormon stres dan meningkatnya hormon baik yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Inilah alasan, mengapa kehidupan seks yang baik dapat menyehatkan tubuh dan membantu melawan penyakit.

Sebuah penelitian, melansir dari WebMD, menyebutkan melakukan hubungan seks 1-2 kali seminggu terbukti memiliki tingkat antibodi tertentu (imunoglobulin A) yang lebih tinggi.

6. Lebih Cepat Pikun

Salah satu keuntungan dari melakukan hubungan seksual adalah mengembangkan neuron-neuron yang ada di otak. Dan ada studi yang menyebutkan bahwa aktif melakukan hubungan seksual membuat otak menjadi lebih sehat. Anda bakal menjadi lebih pintar dan membuat otak lebih tajam dalam mengingat.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan The Journal of Gerontology, Series B: Psychological and Social Sciences juga menyebutkan, bercinta secara teratur memiliki efek besar pada tes kelancaran verbal.

Load More