Pebriansyah Ariefana
Senin, 29 Maret 2021 | 11:20 WIB
Detik-detik ledakan diduga bom di Gereja Katedral Makassar dari CCTV. [tangkapan layar]
  • Bom dan baku tembak Jakarta, 14 Januari 2016. Ledakan dan baku tembak di sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
  • Pada tanggal 5 Juli 2016, ledakan bom bunuh diri meledak di halaman Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, Surakarta, Jawa Tengah. 1 pelaku tewas dan 1 petugas kepolisian luka-luka.
  • Pada 28 Agustus 2016, sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansur, Kota Medan, Sumatra Utara. Pelaku mengalami luka bakar, sedangkan seorang pastor mengalami luka ringan.
  • Pada 13 November 2016, sebuah bom molotov meledak di depan Gereja Oikumene Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Empat anak-anak terluka dan satu korban di antaranya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
  • Pada 14 November 2016, sebuah bom molotov meledak di Vihara Budi Dharma, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

2017

  • Bom Bandung, 27 Februari 2017, sebuah bom panci meledak di Taman Pandawa Cicendo, Bandung. Pelaku diketahui bernama Yayat Cahdiyat alias Dani alias Abu Salam (41) yang merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) jaringan Bandung Raya
  • Bom Jakarta, 24 Mei 2017, sebuah bom panci meledak di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Menewaskan 3 polisi dan 2 pelaku dan melukai 14 orang.

2018

  • Kerusuhan Mako Brimob, 8-10 Mei 2018, Penyanderaan sejumlah anggota brimob dan densus 88 selama 36 jam oleh 156 Napi Terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Dilaporkan, 5 perwira Polri gugur dan 1 napi teroris tewas, sedangkan 4 perwira Polri luka berat/ringan.
  • Bom Surabaya, 13-14 Mei 2018. Sedikitnya lima belas orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah serangkaian pengeboman bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Pada malam harinya, sebuah bom meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Keesokan harinya, sebuah bom meledak di Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, pada 14 Mei 2018, pukul 08.50 WIB. Semua pelaku yang melakukan rentetan teror bom di Surabaya dan Sidoarjo ini merupakan anggota dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
  • Serangan Mapolda Riau, 16 Mei 2018, Mapolda Riau diserang oleh kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Setidaknya, satu orang polisi gugur, dua orang polisi luka-luka, dan dua jurnalis luka-luka. Empat orang teroris tewas tertembak, sedangkan satu orang teroris yang berperan sebagai pengemudi mobil melarikan diri.
  • Pada 5 Juli 2018, tiga bom meledak di sebuah rumah di Desa Pogar di Bangil di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, melukai anak pelaku, Pemilik bom kabur, tapi istrinya ditangkap polisi.

2019

  • Bom Sibolga, 12-13 Maret 2019. 2 orang luka-luka.
  • Pada 10 Oktober 2019, Menkopolhukam Wiranto ditusuk oleh penyerang menggunakan kunai saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Seorang polisi juga ditusuk dari belakang. Setelah kejadian itu Polda Banten menangkap pelaku, pelaku terdiri dari satu pria dan satu wanita. Nama pelaku yaitu Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, dan istrinya Fitri Andriana, diduga terkena ajaran radikal ISIS.
  • Bom Medan, 13 November 2019, 1 pelaku tewas, 6 orang luka-luka.

2020

  • Penyerangan di Sigi, 27 November 2020. Sebuah keluarga tewas dibunuh oleh orang tidak dikenal di Lembantongoa, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka ditemukan dalam keadaan tewas mengenaskan sementara tujuh rumah termasuk rumah yang biasa dijadikan tempat peribadahan umat Kristen turut dibakar. Pelaku kemudian diketahui adalah kelompok teroris pimpinan Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur.
  • Penyerangan Polsek Daha Selatan, 01 Juli 2020. Pelaku membakar mobil patroli dan menewaskan 1 orang petugas Kepolisian.

2021

  • Bom bunuh diri di Makassar, 28 Maret 2021. peristiwa ledakan bom pertama di Indonesia dengan sasaran rumah ibadah yang menewaskan 2 pelaku di Gereja Katedral Makassar. Semua pelaku merupakan anggota dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) yang juga melakukan serangkaian teror di Surabaya pada 2018

Teroris nilai Islam terpuruk dari non muslim

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan teroris nilai Islam terpuruk dari non muslim. Sehingga teroris menyasar umat non muslim untuk melancarkan aksinya.

Salah satunya bom bunuh diri Gereja Makassar. Bom bunuh diri itu menyasar Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus. Dia mengatakan bahwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ada kaitannya dengan kasus pemboman gereja di Solo dan Filipina.

"Ada kaitannya dengan Gereja Katedral di Solo dan Filipina," jelasnya.

Baca Juga: Viral Ustaz Hasyim Yahya : Orang Islam Baik Jadi Teroris

Ansyaad Mbai mengungkapkan bahwa kemungkinan pelakunya bisa saja dari kelompok yang sama.

Apalagi, kata Ansyaad, kala itu pelaku pemboman di Filipina juga merupakan terorisme dari Sulawesi Selatan di mana keduanya merupakan suami istri.

Lebih lanjut, Ansyaad memaparkan bahwa gereja adalah sasaran favorit para teroris. Itu karena anggapan mereka adalah Islam menjadi terpuruk karena adanya kelompok non muslim.

Namun, selain menargetkan para non muslim, sasaran lain mereka ternyata adalah pemerintah dan pihak kepolisian.

"Gereja jadi favorit sasaran mereka karena mereka ingin perjuangkan bahwa Islam ini terpuruk dari kelompok non muslim," terang Ansyaad Mbai.

Sementara itu, pihak kepolisian sudah menindaklanjuti setiap informasi yang diperoleh soal pelaku, termasuk telah menangkap 4 orang terkait aktivitas terorisme.

Load More