SuaraBali.id - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan teroris nilai Islam terpuruk dari non muslim. Sehingga teroris menyasar umat non muslim untuk melancarkan aksinya.
Salah satunya bom bunuh diri Gereja Makassar. Bom bunuh diri itu menyasar Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus. Dia mengatakan bahwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ada kaitannya dengan kasus pemboman gereja di Solo dan Filipina.
"Ada kaitannya dengan Gereja Katedral di Solo dan Filipina," jelasnya.
Ansyaad Mbai mengungkapkan bahwa kemungkinan pelakunya bisa saja dari kelompok yang sama.
Baca Juga: Jasad Pelaku Bom Gereja Makassar Menempel di Motor, Lebih Parah Istrinya
Apalagi, kata Ansyaad, kala itu pelaku pemboman di Filipina juga merupakan terorisme dari Sulawesi Selatan di mana keduanya merupakan suami istri.
Lebih lanjut, Ansyaad memaparkan bahwa gereja adalah sasaran favorit para teroris. Itu karena anggapan mereka adalah Islam menjadi terpuruk karena adanya kelompok non muslim.
Namun, selain menargetkan para non muslim, sasaran lain mereka ternyata adalah pemerintah dan pihak kepolisian.
"Gereja jadi favorit sasaran mereka karena mereka ingin perjuangkan bahwa Islam ini terpuruk dari kelompok non muslim," terang Ansyaad Mbai.
Sementara itu, pihak kepolisian sudah menindaklanjuti setiap informasi yang diperoleh soal pelaku, termasuk telah menangkap 4 orang terkait aktivitas terorisme.
Baca Juga: Pelaku Bom Gereja Makassar Wanita Bercadar, Ledakan Diri Bersama Suami
Pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus yang terjadi pada Minggu kemarin, 28 Maret 2021, disebut terkait dengan 20 orang anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sudah ditangkap terlebih dahulu di Makassar.
Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani mengatakan bahwa berdasarkan hasil kajian Tim Lab45 terhadap aksi-aksi teror sepanjang tahun 2000 - 2021, serangan bom bunuh diri di Makassar merupakan aksi teror ke-552 di Indonesia.
Jika dirata-ratakan, maka selama 21 tahun terakhir, setiap tahun setidaknya ada 26 serangan teroris di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan setiap bulan rata-ratanya lebih 2 serangan teroris di Indonesia.
Pelaku tewas mengenaskan
Dua jasad pelaku bom bunuh diri Gereja Makassar atau pelaku bom Gereja Makassar dalam kondisi mengenaskan. Jasad lelaki pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus masih menempel di motor. Sementara istrinya lebih mengenaskan.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol E Zulpan menjelaskan, Tim Inafis dan DVI dan Puslabfor Polda Sulsel telah mengumpulkan serpihan tubuh pelaku di sekitar lokasi kejadian.
Dari pengumpulan serpihan tubuh itu, diperoleh kesimpulan bahwa pelaku berjumlah dua orang yang diduga sepasang pengantin.
"Yang satu itu yang laki-laki masih menempel di motornya, yang lebih parah lagi kondisinya ini yang perempuan," ujar Kombes Pol E Zulpan saat ditemui di sekitar lokasi kejadian.
Menurutnya, kondisi jenazah pelaku terduga sepasang pengantin yang ditemukan di lokasi kejadian itu hancur.
"Sudah dilakukan penelitian oleh tim Inafis dan DVI, siapa kedua pelaku ini. Mudah-mudahan dalam waktu singkat kita bisa sampaikan identitas kedua pelaku," sambungnya.
Pelaku bom gereja Makassar wanita bercadar. Dia melakukan bom bunuh diri bersama suaminya di Gereja Katolik Hati Yesus Yang Mahakudus atau Katedral Makassar.
Bom bunuh diri wanita bercasar itu melancarkan aksi sempat terekam kamera tampak berboncengan di atas motor berwarna oranye.
Wanita bercasar itu dibonceng dengan sang suami yang mengenakan jaket cokelat. Dari foto yang beredar, ciri-ciri pelaku pun sama dengan keterangan yang disampaikan oleh polisi, termasuk nomor kendaraan yang disebutkan (DD 5984 MD).
Salah satu pelaku pengeboman bunuh diri atau bomber di depan gerbang Gereja Katedral Makassar telah teridentifikasi berinisial L dan disebut merupakan anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Identitas pelaku kita sudah dapatkan dengan inisial L. Yang bersangkutan merupakan kelompok dari kelompok yang beberapa waktu lalu telah kita amankan. Kelompok ini pernah melaksanakan operasi di Jolo Filipina," papar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat ditemui di Makassar.
Dengan diketahuinya identitas pelaku, polisi mengaku akan terus melakukan pendalaman untuk mengetahui motifnya melakukan pengeboman.
"Tentunya pengembangan akan terus dilakukan," ujar Sigit.
Terpisah, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam mengatakan, pihak densus 88 akan mendalami keterkaitan pelaku bom bunuh diri itu dengan 19 teroris asal Sulsel.
"Tentunya akan didalami oleh tim Densus 88," terang Merdisyam saat ditanya keterkaitan aksi teror itu dengan 19 tersangka teroris yang ditangkap pada Januari awal tahun 2021 ini.
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Ingin Punya Rumah di Kota Pahlawan? Hadiri KPR BRI Property Expo 2024
-
Pintu Masuk Desa yang Terdampak Erupsi Lewotobi Dipasangi Spanduk Dilarang Masuk
-
Bawaslu Bali Mulai Awasi Serangan Fajar Jalur Uang Digital
-
Inilah Kelebihan Apple Watch SE Gen 2
-
Kunjungan Wisatawan ke Gunung Rinjani Tinggi, Sampah Capai 31 Ton di Jalur Pendakian