Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 16 Maret 2021 | 16:10 WIB
Gatot Nurmantyo bicara tentang sebutan 'kadrun' terhadap dirinya. (YouTube/Karni Ilyas Club)

SuaraBali.id - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo kecam kudeta partai. Belakangan terjadi kudeta Partai Demokrat. Selain Partai Demokrat, tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) juga terjadi pendongkelan.

Dalam percakapan di kanal YouTube Bang Arief FNN, Gatot menanggapi pertanyaan soal pengambilalihan parpol merembet ke organisasi kepemudaan.

Gatot melihat efek kudeta Partai Demokrat ini bisa menjadi alarm bahaya bagi kehidupan bangsa dan negara.

“Kalau ini kejadian di partai dan berubah (lanjut) ke perusahaan dan dilegalkan (yang mengambilalih), saya kira tinggal tunggu saja bangsa ini hancur, punah,” jawab Gatot dalam kanal Youtube itu dikutip Selasa (16/3/2021).

Baca Juga: Fraksi Demokrat Ucap Ikrar Setia ke AHY, Jhoni Allen Lontarkan Sindiran

Dengan kejadian kudeta Partai Demokrat oleh Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang dan juga kejadian pengambilalihan lainnya, membuat elite parpol khawatir.

“Pasti semua ketua umum partai sekarang was-was. Kapan partai saya akan diambil juga, ngomong salah sedikit nanti (bisa diambil). Kebebasan demokrasi macam apa ini. Ini sangat berbahaya,” jelasnya.

Gatot pun mengulas lalu apa yang perlu dicermati pasca KLB Demokrat beberapa pekan lalu.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu khawatir kalau Menkumham mengesahkan kepengurusan hasil KLB Demokrat.

“Apabla ini dilegalkan Kemenkumham, akhirnya semua partai akan gini. Terus untuk apa bikin parpol baru. Lebih baik nunggu saja kesempatan ambil partai orang. Kalau Menkumham melegalisir, selesai. Demokrasi macam apa ini, mau jadi bangsa apa ini,” jelasnya.

Baca Juga: Optimis Hasil KLB Disahkan Kemenkumham, Jhoni Allen: Saya Yakin 100 Persen!

Situasi parpol yang diacak-acak ini, menurut Gatot pasti berdampak pada kehidupan demokrasi. Nantinya demokrasi bangsa ambruk dengan gilirannya bangsa dan negara ini jadi terancam.

“Kita tunggu saja demokrasi ambruk, intervensi dari luar bisa dengan mudah masuk. Kita rampasin parpol saja selesai permasalahan kan. Apalagi waktu itu kan ada ‘gunakan uang’. Ya kalau 1000 triliun bagi negara lain itu mudah lah,” katanya.

Load More