Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Minggu, 07 Maret 2021 | 15:54 WIB
Dr. AAGN Ari Dwipayana [BeritaBali.com/Istimewa].

Informasi palsu sengaja disebar untuk kepentingan ekonomi-politik dan ideologis. Fenomena post-truth, semakin kuat dengan maraknya semburan hoax dan disinformasi melalui media sosial baru.

Karena itu, dengan bekal literasi digital dan cara berpikir kritis, umat Hindu diajak untuk bisa memilih dan memilah informasi dan pengetahuan. Tidak mau hanya sekedar menjadi obyek dari dominasi dan kooptasi kuasa yang bekerja melalui sistem pengetahuan.

Dari Literasi ke Sadhana

Pada bagian akhir kuliah umumnya, Dr. AAGN Ari Dwipayana menyampaikan jangan hanya berhenti pada literasi saja. Literasi harus menjadi Dharma Sadana untuk membangun peradaban. Kemampuan literasi harus diwujudkan dalam perubahan tatanan sosial agar lebih berbudaya dan beradab.

Dr. AAGN Ari Dwipayana menekankan agar umat Hindu tidak semata-mata membentuk masyarakat yang kaya literasi tapi miskin etika. Sehingga ukuran keberhasilan proses literasi harus mencakup terbetuknya good society, masyarakat dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Baca Juga: Pura Gereja Jembrana: Sarat Kearifan Lokal, Salah Satu Terunik di Dunia

Jangan sampai banyak yang pintar tapi tidak kongruen dengan membaiknya integritas dan etika sosial masyarakat.

Selain Dr. AAGN Ari Dwipayana, kuliah umum ini juga menghadirkan pembicara dari Fakultas Ilmu Bahasa UI, Dr. I Made Suparta,M.Hum yang membawakan materi terkait inovasi dan kreativitas berbagi budaya veda.

Load More