
SuaraBali.id - Dalam Kuliah Umum secara daring dengan topik "Literasi Menuju Dharma Sadana", yang diadakan oleh Kampus (STAH DNJ) Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta pada Sabtu (6/3/2021), Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Dr. AAGN Ari Dwipayana menjadi pembicara.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, tokoh Puri Kauhan Ubud ini menyatakan bahwa budaya literasi sangat penting dalam setiap aspek kehidupan umat Hindu.
Budaya literasi ibarat sinar terang untuk mengatasi kegelapan. Juga tidak ada kemajuan Hindu tanpa pengembangan budaya literasi yang tertanam kuat di setiap insan umat Hindu.
Dan umat Hindu memiliki warisan tradisi sastra dan aksara yang sangat kaya. Warisan sumber literasi seharusnya bisa digunakan sebagai basis tranformasi sosial dan kemajuan peradaban Hindu.
Baca Juga: Pura Gereja Jembrana: Sarat Kearifan Lokal, Salah Satu Terunik di Dunia
Karena itu upaya memperkuat budaya literasi adalah keharusan. Namun, dalam mengembangkan budaya literasi kita menghadapi tantangan yang cukup besar. Menurut UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yakni hanya 1,001 persen, artinya dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca, papar Dr. AAGN Ari Dwipayana.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak cukup dengan hanya mengembangkan budaya membaca saja, tapi perlu diikuti oleh pengembangan cara berpikir kritis dan kreatif.
Dengan hidupnya cara berpikir kritis dan kreatif, umat Hindu diajarkan bukan hanya menganalisa dan mengevaluasi informasi, tapi juga menciptakan gagasan baru dan menemukan terobosan yang inovatif.
Literasi di Era Post-Truth
Dalam paparannya, Dr. AAGN Ari Dwipayana juga mengingatkan bahwa saat ini sumber ilmu pengetahuan tidak tunggal, namun sangat tersebar dan beragam. Dulu sumber pengetahuan sangat terbatas, hanya sebatas media cetak saja, namun di era internet of things (IoT), big data dan kecerdasan buatan (AI) sumber pengetahuan ada di mana-mana, sangat mudah didapatkan.
Baca Juga: Hari Raya Nyepi: Sejarah, Prosesi, dan Makna Hari Besar Umat Hindu
Dengan mudahnya kita mendapatkan sumber informasi dan pengetahuan, menimbulkan tantangan tersendiri, di mana munculnya realitas-palsu di era post-truth.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Koran Cetak di Era Digital, Masihkah Relevan?
-
Meriahnya Pawai Ogoh-Ogoh di Taman Mini
-
Ahmad Riza Patria: Semoga Suara.com Terus Berjaya dan Mencerahkan Masyarakat
-
Tekanan Kemajuan Teknologi: Bagaimana Anak Muda Menghadapinya?
-
Edit Foto dengan AI Kini Bisa Dilakukan Pelaku UMKM untuk Perkenalkan Produknya
Tag
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jordi Amat
- Sosok Pengacara Paula Verhoeven, Adabnya di Podcast Jadi Perbincangan
- Mobil Bekas Eropa Murah di Bawah Rp50 Juta, Ini Rekomendasinya Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
- Daftar Kode Redeem FF Token SG2 Terbaru, Lengkap Sepanjang April 2025
- 12 Potret Rumah Mewah Luna Maya: Usung Modern Tropis, Pakai Listrik 33 Ribu Watt
Pilihan
-
20 Fakta Liverpool Juara Liga Inggris: Arne Slot Meneer Pertama
-
Momen Langka! Pemain Keturunan Maluku Jewer Kapten Timnas Indonesia di Serie A
-
Hasil BRI Liga 1: Gol Sho Yamamoto Bawa Persis Solo Jungkalkan Persita
-
7 Rekomendasi Produk Make Up Lokal BPOM, Murah dengan Kualitas Terbaik
-
Siswa Nakal Jabar 'Disekolahkan' di Barak Militer, Program Mulai Digelar Mei 2025!
Terkini
-
Jenazah Kadek Melly Korban Kecelakaan di AS Akhirnya Dibawa ke Kampung Halaman
-
Penyedia Layanan Kanker Terbesar di Dunia Beroperasi di Bali International Hospital
-
Link DANA Kaget di Akhir Pekan, Ada Uang Jajan Untuk Malam Minggu Siap Diklaim
-
Dedi Mulyadi Geram, Sekolah Ini Hendak Plesir ke Bali Dengan Minta Murid Bayar Jutaan
-
Skandal AI di Universitas Udayana : Mahasiswa Ubah Foto Teman Jadi Vulgar dengan Bot Telegram