SuaraBali.id - Sejarah Endek Bali . Kain Endek Bali jadi perbincangan hangat saat ini setelah Gubernur Bali mengeluarkan surat edarah pemakaian Endek Bali setiap hari selama oleh masyarakat dan wajib dipakai PNS. Sejarah Endek Bali sangat panjang hingga dilirik desainer Christian Dior.
Soal Endek Bali pernah dibahas oleh Desak Made Oka Purnawati dalam ejournal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Endek Bali berkembang sejak tahun 1985.
Awal mula berkembangnya kerajinan menenun diperkirakan dimulai sejak zaman pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel,Klungkung.
Kerajinan menenun ini kemudian berkembang ke wilayah lain disekitar Klungkung dan salah satunya di Desa Sulang. Sekalipun tenun sudah dikenal sejak zaman Gelgel, namun
perkembangan tenun endek di Sulang baru berkembang pesat setelah kemerdekaan.
Salah satu pengrajin tenun di Bali, Nyoman Resna mengatakan perkembangan kerajinan tenun ikat endek di Desa Sulang dimulai dari tahun 1975 yang dipelopori oleh Wayan Rudja.
Seiring perkembangan waktu, ketika boming endek terjadi di Desa Sulang, Wayan Rudja membuka usaha tenun endeknya di luar Desa Sulang untuk memperluas akses produksi dan pemasaran.
Sepeninggal Wayan Rudja masyarakat Desa Sulang mulai membuka usaha kerajinan tenun endek dan perkembangan itu semakin pesat setelah di tahun 1985, pemerintah mengucurkan bantuan dana dan pembinaan dari UNDP dan BUMN untuk mengembangkan kerajinan tenun endek di Desa Sulang.
Para pengrajin tenun endek yang menyambut dengan antusias mengembangkan usahanya diantaranya adalah Nyoman Resna dan Nyoman Dharma. Sekalipun perkembangan kerajinan tenun endek di Desa Sulang mengalami pasang surut atau dinamika akibat lesunya perekonomian dan terputusnya bantuan pembinaan dari pemerintah.
Dinamika kerajinan Tenun Endek Dinamika kerajinan tenun endek dibagi menjadi tiga periode waktu yaitu yang I tahun 1985-1995 di mana perkembangan pada tahun ini sangat menggembirakan, itu disebabkan karena adanya dukungan dana dari UNDP dan
BUMN, alat tenun berkembang dari tenun cag-cag menjadi alat tenun bukan mesin (ATBM), motif- motif kain endek lebih dikembangkan lagi tidak hanya satu motif namun berbagai motif dihasilkan.
Baca Juga: Mulai Selasa Besok, Warga Bali Harus Pakai Endek
Kain endek yang berkembang tidak hanya digunakan oleh kalangan bangsawan saja namun juga sudah digunakan oleh masyarakat kalangan menengah ke atas dan menengah ke bawah yang disesuaikan dengan mode atau fasion di masyarakat.
Periode II tahun 1996-2006 perkembangan yang terjadi mengalami penurunan itu dapat dilihat dari segi produksi kain tenun endek, akibat persaingan dengan kain sejenis produksi pabrik yang masuk ke pasaran. Selain itu bahan baku benang yang sulit didapat oleh para pengrajin saat itu. Namun hal itu tidak menyurutkan para pengrajin untuk tetap menenun, dan motif-motif kain Tenun Endek lebih dikembangkan lagi.
Periode III tahun 2007-2012, perkembangan pada tahun ini mengalami fluktuasi penurunan sangat dirasakan para pengrajin memasuki tahun 2008-2010 bahan baku benang sulit didapat, harga benang tinggi dengan kualitas tidak sesuai dengan standar produksi kain endek.
Selain itu dikenakannya pajak yang tinggi terhadap benang import oleh pemerintah, banyaknya benang yang rusak dan tidak dapat digunakan oleh para pengrajin.
Memasuki tahun 2011 usaha para pengrajin tenun endek mulai menggeliat. Bahan baku benang mudah didapatkan, kemudian desain atau motif endek lebih dikembangkan serta warna yang dihasilkan pada tenun endek tidak luntur dan tenun endek dapat dijadikan pakaian seragam yang digunakan oleh pegawai kantor dan anak sekolahan.
Seperti dilansir VOA, kain Endek Bali menjadi pilihan perancang busana terkenal Christian Dior sebagai bagian dari koleksi musim semi dan musim panas 2021.
Hal ini terungkap dari peragaan busana “Paris Fashion Week” Selasa lalu (29/9/2020) di Jardin de Tuileries, Paris.
Berita Terkait
-
Gaun Pengantin Melania Trump Dilelang: Ikon Mode dari Pernikahan Mewahnya dengan Donald Trump
-
Deretan Tas Mewah di Laga Timnas Indonesia vs Bahrain, Fuji Kembaran dengan Syifa Hadju?
-
Bedah Harga Outfit Erina Gudono: OOTD Mantu Presiden Sekali Jalan dengan Kaesang Bisa buat DP Rumah
-
The New Look, Series yang Mengisahkan Christian Dior dan Coco Chanel
-
Profil May Tager, Model Israel Gantikan Bella Hadid Jadi Ambassador Dior
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran