SuaraBali.id - Pernyataan Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta belakangan menuai sorotan. Dia mengusulkan Bali lockdown selama dua pekan.
Bukan tanpa sebab, Tagel Winarta menyampaikan usulan tersebut lantaran kasus Covid-19 di Bali hingga kekinian belum mereda dan malah mengalami peningkatan.
Dia menilai pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kurang efektif lantaran masih didapati kerumunan massa meski aturan tersebut diterapkan. Untuk itu dia menyarankan lockdown Bali.
"Sekalian saja lockdown selama 2 minggu (14 hari)," ujarnya seperti dikutip dari Beritabali.com.
Baca Juga: Viral Video Diduga Wakil Ketua DPRD Sulut Ketahuan Selingkuh Istrinya
Namun dia menyebut, selama lockdown kebutuhan pokok masyarakat Pulau Dewata dijamin oleh pemerintah.
"Dengan catatan, selama 14 hari itu kebutuhan masyarakat terutama pangan dijamin oleh pemerintah. Minimal sembako," kata Tagel Winata.
"Setelah lockdown kita lihat trennya, apa masih naik atau mau turun. Kalau masih juga naik, saya jadi meragukan keabsahan hasil uji swab," sambungnya.
Usulan Tagel Winata ini menuri komentar warganet di media sosial. Tak sedikit yang menyampaikam kritik pedas.
Hal itu terlihat dalam unggahan soal usulan Tagel Winata yang dibagikan oleh akun Instagram @denpasar.viral.
Baca Juga: Suap Proyek Pemkab Indramayu, 5 Anggota DPRD Jabar Diperiksa KPK
Sebagian besar menolak usulan lockdown Bali. Namun ada pula yang tidak mempermasalahkannya asal pemerintah mencukupi kebutuhan selama lockdown.
"Rakyat udah susah pak..jangan dibuat makin sengsara," kata @gilf***.
"Kalau di lockdown..terus rakyat mati gak makan..terus siapa yang tanggung jawab? Kalau kita ditanggung makanan gapapa kalo gak?" tanya @novi**."
"Rakyat kecil makan apa??? kalau bapak tetap dapat gaji tiap bulan," tulis @de_***.
"Kita perlu makan nasi..udah kenyang makan imbauan setahun belakangan," timpal @gisde**.
Berita Terkait
-
Usut Aset Tersangka dan Mekanisme Dana Hibah, 8 Anggota DPRD Jatim hingga Staf Dewan Diperiksa KPK
-
Komitmen Berkelanjutan, Pemkot Surabaya Wujudkan Pemerataan Akses Layanan Kesehatan
-
Ibadah Terganggu, Umat Buddha Cetya Mengadu ke DPRD DKI, Begini Jalan Tengahnya
-
Darurat Polusi Udara! Punjab Pakistan Lockdown, Sekolah dan Aktivitas Luar Ruangan Dilarang
-
Numpang Kantor Orang, KPK Periksa 7 Bekas Anggota DPRD Jatim Kasus Korupsi Dana Hibah
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
Terkini
-
Legenda Nasi Tahu Ni Sarti Sukawati: Kuliner Vegetarian yang Selalu Diburu Wisatawan
-
Dari Pos Pengungsian Gunung Lewotobi, Warga Tetap Dukung Dan Semangati Timnas Indonesia
-
Serangan Fajar Pilkada 2024 Diprediksi Beralih dari Tunai Jadi Uang Digital
-
Raja-raja di Bali Minta Bandara Bali Utara Dibangun di Atas Laut
-
Cerita Warga Saat Kejadian Erupsi Gunung Lewotobi, Lari Dan Hanya Ada Pakaian di Badan