SuaraBali.id - Lockdown menjadi perbincangan hangat setelah pemerintah memutuskan melakukan PSBB Jawa-Bali mulai 11 Januari 2021 mendatang. Namun apakah Indonesia ke depan akan melakukan lockdown?
Anggota Komisi IX DPR, Rahmat Handoyo menilai lockdown harus menjadi pilihan terakhir bagi pemerintah dalam upaya pengendalian penularan Covid-19.
Menurut Handoyo, sejauh ini pemerintah harus melanjutkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) terlebih dahulu.
Apalagi menyusul keputusan pemerintah memberlakukan PSBB untuk Jawa dan Bali. Sehingga, kata Handoyo, kalaupun ingin melakukan lockdown maka perlu dilakukan evaluasi terhadap penerapan PSBB.
Baca Juga: TOK! Bali Keluarkan Aturan PSBB Jawa-Bali
"Pemerintah akan evaluasi seperti apa kalau ternyata seperti itu masih penambahan masih tinggi mengambil langkah lockdown pilihan terakhir. Karena dengan evaluasi itu kami bisa mengukur gimana keberhasilannya," kata Handoyo kepada wartawan, Kamis (7/1/2021).
Handoyo sendiri menyadari bahwa permasalahan masih tersebarnya Covid-19 lantaran sikap masyarakat yang kurang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Karena itu, kebijakan dari pemerintah diharapkan untuk terus mengendalikan angka kenaikkan kasus positif Covid-19.
Kendati begitu, Handoyo sendiri berharap agar ke depannya pemerintah tidak sampai harus menerapkan lockdown total yang akan berimbas kepada semua sektor baik kesehatan maupun ekonomi.
"Pilihan kita mau kita tertib protokol kesehatan melindungi kita atau kita lockdown total. Sehingga sambil kita lihat ke depan trennya seperti apa. Mudah-mudahan tidak perlu lockdown, masyarakat sadar, patuh pada protokol kesehatan dan mengendalikan pandemi secara bersama-sama," kata Handoyo.
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto sebelumnya, meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kebijakan pemerintah pusat yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar di sebagian daerah di Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021.
Baca Juga: Jelang PSBB, Tiga Rumah Sakit Covid-19 di Semarang Overload
Airlangga menyebut pembatasan ini bukan berarti lockdown, kebijakan ini diambil pemerintah agar tidak terjadi lonjakan kasus corona pasca liburan Natal dan Tahun Baru.
Berita Terkait
-
Darurat Polusi Udara! Punjab Pakistan Lockdown, Sekolah dan Aktivitas Luar Ruangan Dilarang
-
SMPN 8 Tangerang 'Lockdown' Dua Minggu Buntut Puluhan Siswa Sakit Cacar, Ketua IDI Ingatkan Hal Ini
-
Viral Dokter Tifa Klaim Akan Ada Lockdown Gegara Pandemi 2.0 di 2023, Netizen Siap Lapor Polisi
-
5 Fakta Menarik tentang Barbeque, Paling Sering Diadakan di Dua Negara Ini!
-
Merasa Keputusannya Benar dengan Tidak Lockdown Selama Pandemi, Jokowi: Kalau Gak Kita Sudah Runtuh
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Investor Merapat! BRI Umumkan Cum Date Dividen, Jangan Sampai Ketinggalan
-
Undangan Pernikahan Dengan Luna Maya di Ubud Diduga Bocor, Maxime Kecewa
-
Gara-gara Foto Ini Luna Maya Dibilang Anak Bali Banget Oleh Maxime Bouttier
-
Dari Lombok ke Pasar Dunia: Kisah Sukses "I Love Mutiara" Berkat Dukungan BRI
-
Di Balik Kisah Mistis Dan Pilu Jembatan Tukad Bangkung, Begini Suasana di Bawahnya