Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita | Hikmawan Muhamad Firdaus
Jum'at, 18 Desember 2020 | 17:50 WIB
Ilustrasi model pose bugil. [shutterstock]

SuaraBali.id - Seorang wanita diburu seusai berpose bugil di depan masjid. Wanita itu malah merasa heran dengan reaksi orang-orang.

Wanita bernama Marisa Papen memang gemar tampil vulgar. Dia merupakan seorang model majalah Playboy.

Gara-gara aksinya, Marisa Papen terancam tujuh tahun penjara. Selain berpose bugil di depan masjid, dia juga kedapatan berbaring di atas bendera Turki.

Menyadur The Sun, Jumat (18/12/2020) aksi Marisa Papen memicu kemarahan setelah ia berfoto telanjang di depan sebuah masjid ikonik Istanbul dan di kota tepi pantai.

Baca Juga: Peneliti: Tidak Ada Efek Samping dari Vaksin Covid-19 Buatan Turki

Jaksa Turki menuduhnya "menghina tanda-tanda kedaulatan negara" dan mencap foto itu sebagai "tindakan seram dan cabul".

Tempat ibadah dimana Marisa berpose bugil tersebut awalnya adalah sebuah museum tetapi telah diubah kembali menjadi Masjid.

Model Marisa Papen saat berpose bugil.[Instagram]

Marisa mengatakan dia terkejut pihak berwenang Turki memburunya karena foto-foto bugil tersebut. Hanya beberapa hari setelah dia membuka halaman web 'Naked Atlas' miliknya.

Halaman web tersebut menampilkan semua foto bugilnya di berbagai negara yang pernah ia kunjungi.

Sebelumnya, Marisa juga sempat menimbulkan kontroversi dengan berpose bugil di depan gedung-gedung ikonik di seluruh dunia.

Baca Juga: Selama Pandemi, 11 Juta Wisatawan Kunjungi Turki untuk Wisata

Pada 2018, dia ditangkap di Italia karena berpose telanjang di depan Vatikan. Dia juga memicu kemarahan karena berpose telanjang di dekat Tembok Ratapan Yerusalem.

Model Belgia tersebut juga pernah ditangkap di Mesir karena pelanggaran yang sama di Kuil Karnak, Luxor. Tapi untungnya dia dibiarkan bebas namun dijatuhi denda.

Marisa mengklaim bahwa alasan dia melakukan foto-foto dengan telanjang itu adalah untuk meningkatkan kesadaran akan perjuangannya demi kesetaraan perempuan.

"Ini adalah teriakan untuk kebebasan. Saya ingin kembali ke masa ketika wanita menjadi ratu," ujar Marisa kepada The Sun Online.

"Itulah mengapa saya ingin pergi ke semua negara ini ketika wanita ditindas. Seperti saya katakan itu adalah teriakan untuk kebebasan dan saya ingin mereka melihat pesan saya." ujarnya.

Load More