Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani
Minggu, 06 Desember 2020 | 13:35 WIB
Toyota GR Yaris yang memiliki DNA mobil reli (rally car) masa kejayaan Toyota Celica di pentas reli dunia, World Rally Championship [Toyota Thailand].

SuaraBali.id - Pandemi global COVID-19 telah memporakporandakan peta otomotif global. Pasar mobil nomor satu di dunia, termasuk sektor mobil listrik, China, dengan mayoritas pabrik di Kota Wuhan, mengalami penutupan untuk sementara waktu di saat wabah meningkat pesat. Sesudahnya Amerika Serikat dengan pusat industri di Detroit, serta Rayong di Thailand yang disebut sebagai Detroit  of  South East Asia.

Dikutip Suara.com, jaringan SuaraBali.id, dari kantor berita Antara, penjualan global passenger car diperkirakan hanya mencapai kisaran 62 juta unit, jauh dibandingkan perolehan pada 2017 yang berada di angka 80 juta unit.

Di masa pandemi, carmaker melakukan serangkaian adaptasi. Mulai menghentikan operasional pabrik agar mencegah penularan virus Corona jenis baru, sampai melakukan pengalihan pembuatan produk untuk membantu penanganan COVID-19.

Di sisi lain, carmaker juga mempercepat transformasi digital demi bertahan.

Baca Juga: Prediksi Pasar Otomotif 2021, SUV Terus Menjadi Favorit

Bangkok International Motor Show ke-41  2020 [Facebook: BIMS].

Selanjutnya, saat terjadi pelonggaran lockdown pabrikan mulai beroperasi. Beberapa produk facelift serta all-new disuguhkan kepada khalayak, dalam bentuk launching virtual.

Puncaknya adalah penyelenggaraan dua pameran otomotif skala dunia. Satu di Wuhan, China dan satu lagi di Bangkok, Thailand.

Kekinian carmaker terus bertahan dan kapasitas produksi perlahan menanjak. Ekspor berlangsung, kondisi dinamis terus terjadi.

Berikut adalah lima besar pencapaian carmaker dunia di masa pandemi 2020:

1. Toyota

Baca Juga: Best 5 Oto: Toyota GR Yaris Spesifikasi Reli, Video Keren Maserati

  • Dukungan jaringan luas membuat Toyota Motor Corporation mampu bertahan. Pabrikan Jepang ini mampu menggeser Volkswagen di posisi puncak pada 2020.
  • Grup yang membawahi merek Daihatsu juga Hino ini mencatatkan penjualan mencapai 6.683.257 unit untuk Januari-September 2020. Tertinggi dibandingkan para kompetitornya. Meski angka ini masih lebih rendah 17 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya.
  • Komposisi penjualan: Toyota 6.076.468 unit, Daihatsu 503.307 unit, dan Hino 103.482 unit.
  • Dalam periode itu, Toyota melaporkan telah memproduksi total 6.416.715 unit. Atau 20,8 persen lebih rendah dari periode sama 2019, dengan 4.017.362 unit di antaranya diproduksi dari April-September. Artinya Januari-Maret hanya memproduksi kisaran 2 jutaan unit.
  • Komposisi penjualan, di Amerika Serikat Toyota secara keseluruhan menuju pemulihan, dan penjualan model merek Camry, RAV4, dan Lexus kuat, menghasilkan peningkatan 16 persen tahun ke tahun. Di China, Toyota mengalami kenaikan penjualan 25 persen dimotori model Corolla dan Levin.
Volkswagen ID.4 [Newsroom VW].

2. Volkswagen

  • Pengiriman Grup Volkswagen turun 18,7 persen secara tahun ke tahun menjadi 6,5 juta kendaraan dalam sembilan bulan pertama 2020, dan menempatkannya di posisi kedua setelah Toyota.
  • Pemulihan pasar setelah penurunan tajam, terutama di awal kuartal kedua, berlanjut di kuartal ketiga, seperti yang diharapkan.
  • Penggerak utama perkembangan ini adalah China, pasar tunggal terbesar Volkswagen, di mana pengiriman antara Juli dan September naik 3 persen dari periode tahun sebelumnya.
  • Pemulihan pasar dan dampak tindakan penanggulangan yang dilakukan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Grup Volkswagen di kuartal ketiga. Pendapatan penjualan antara Juli dan September mencapai 59,4 miliar euro (tahun lalu 61,4 miliar), atau hanya turun 3,4 persen.

3. Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi

  • Diguncang dengan kasus mantan bos aliansi, Carlos Ghosn yang menjadi buron serta tidak kunjung selesai dengan penanganan kasusnya, serta isu perpecahan aliansi, grup otomotif Prancis-Jepang itu menunjukkan performa positif.
  • Dari penjualan sembilan bulan pertama 2020 itu, Nissan memberikan kontribusi 2.863.192 unit, Renault 2.063.358 unit, sedangkan Mitsubishi dalam kisaran 600-an ribu unit.
  • Nissan, yang menutup pabriknya dan memutuskan hengkang dari Indonesia sekitar Mei 2020, pada paruh pertama tahun fiskal 2020 yang berakhir 30 September lalu melaporkan pendapatan bersih konsolidasi 3,09 triliun yen dan rugi bersih 330 miliar yen.
  • Nissan berupaya untuk meningkatkan kualitas penjualan dengan berfokus pada penjualan eceran, menurunkan insentif dan meningkatkan pendapatan per unit, mengurangi tingkat persediaan antara Nissan dan diler, dan mengurangi biaya tetap dan mengoptimalkan biaya di seluruh operasi bisnis.
  • Di Indonesia, Nissan mengandalkan mitranya Mitsubishi dalam kerja sama produksi, khususnya untuk Livina yang secara spesifikasi dan desain nyaris sama dengan Mitsubishi Xpander.
Wuling Hong Guang MINI EV [Wuling via ANTARA HO].

4. General Motors

  • Pabrikan Amerika Serikat yang membawahi merek Chevrolet, Buick, GMC, Cadillac, Holden, serta Baojun dan Wuling di China ini membukukan penjualan sembilan bulan pertama 2020 berjumlah 4.716.449 unit, turun 17 persen dibanding periode sama 2019.
  • Dari total penjualan, Chevrolet berkontribusi hingga 2,28 juta unit, kemudian Wuling 725.130 unit, GMC 424.215 unit, dan selebihnya adalah Buick, Holden, Baojun, dan Cadillac.
  • Dengan kondisi pasar yang mulai pulih, merek Buick dan Cadillac menunjukkan kinerja kuat, penjualan meningkat masing-masing 26 persen dan 28 persen pada kuartal ketiga 2020.
  • Kendaraan listrik mini Wuling Hong Guang menjadi yang terlaris untuk model EV di China, dan Buick memulai penjualan SUV VELITE 7 all-electric dan VELITE 6 plug-in hybrid pada kuartal ketiga.

5. Grup Hyundai

  • Grup Hyundai dalam sembilan bulan pertama 2020 mencatatkan penjualan global 4.468.342 unit, dengan porsi untuk Kia 1.864.137 unit, turun 10,3 persen dibanding periode sama 2019, sedangkan Hyundai 2.604.205 unit, terkoreksi 19,4 persen.
  • Kia dalam periode itu membukukan pendapatan 42,26 triliun won, naik 0,5 persen, laba operasi 784,8 miliar won dan laba bersih 526 miliar won.
  • Hyundai IONIQ menjadi andalan perusahaan ini, termasuk dengan ekspor ke berbagai negara dalam kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar, seperti Indonesia.
  • Terlepas dari lingkungan bisnis yang sulit, Kia akan terus fokus untuk mewujudkan strategi Plan S, memperkenalkan 11 kendaraan listrik baterai dan meningkatkan margin keuntungan operasinya menjadi 6 persen pada 2025.
  • Pada September, Hyundai meluncurkan "Channel Hyundai", sebuah aplikasi interaktif untuk konsumennya berbelanja mobil dengan cara baru di era COVID-19.

Load More